Bagikan:

JAKARTA - Usulan duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPR Puan Maharani pada Pilpres 2024 semakin mengemuka. Lama digaungkan politikus PDIP Effendi Simbolon, kini wacana itu kembali ramai diperbincangkan. Bahkan, tak sedikit yang menilai pasangan tersebut termasuk paket lengkap atau all in one.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan usulan menduetkan Anies Baswedan dan Puan Maharani pada Pilpres 2024 memang punya plus minus.

"Plusnya, duet Anies dan Puan otomatis dapat diusung oleh PDIP. Partai ini pemenang Pemilu 2019 dan dapat mengusung sendiri pasangan capres dan cawapres. Dengan begitu, Anies tidak perlu lagi mencari partai politik untuk mengusungnya," ujar Jamiluddin di Jakarta, Jumat, 26 November.

Pasangan ini, lanjutnya, juga kombinasi antara religius dan nasionalis. Sehingga dapat mengakomodir calon pemilih.

"Suka tidak suka, religius dan nasionalis merupakan cermin masyarakat Indonesia," katanya.

Selain itu, Jamiluddin menilai, duet Anies dan Puan akan diusung partai politik yang kadernya militan. Hal ini menggaransi pasangan ini akan didukung mesin politik yang solid yang dengan mudah digerakkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Minusnya, duet Anies dan Puan didukung oleh kekuatan yang berbeda. Pada umumnya, pendukung Anies tidak menyukai Puan dan PDIP. Sebaliknya, pendukung Puan dan kader PDIP tidak menyukai Anies," jelas Jamiluddin.

"Jadi pendukung Anies dan Puan seperti minyak dan air, sehingga sulit untuk bersatu," sambungnya.

Jamiluddin memprediksi, para pendukung bukan menyatu untuk membesarkan duet Anies dan Puan, tapi justru akan berpeluang untuk saling meniadakan.

"Karena itu, peluang menang duet Anies dan Puan dalam Pilpres 2024 relatif kecil. Perkiraan itu akan gugur, bila duet Anies dan Puan hanya berhadapan pasangan boneka yang memang disiapkan untuk kalah," tandasnya.

Sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon pernah mengusulkan agar Ketua DPP PDIP, Puan Maharani berduet dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Menurutnya, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Puan di Pilpres 2024 sebaiknya bukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Saya punya usul, saya bilang Mba Puan itu dipasangkannya harus sama Anies, ya jangan lagi Prabowo. Jadi Puan capres, Anies cawapres," kata Effendi, Senin, 31 Mei.

Ia menyebut duet Puan-Anies bisa menjadi bentuk rekonsiliasi nasionalis dan religius. Menurutnya, terdapat nilai yang lebih menarik jika Puan berduet dengan Anies dibandingkan Puan dengan Prabowo di Pilpres 2024.

Effendi pun menyarankan agar Gerindra menjadi salah satu partai politik pendukung pasangan Puan-Anies di Pilpres 2024.

"Ayo kalian mau celah di mana lagi, nasionalis dan religius sudah bersatu semua, mau apa coba. Itu kan baru sesuatu. Kalau cuma Prabowo-Puan, menurut saya, nggak ada yang new," tuturnya.