Cabut Pembatasan Perjalanan, China Terancam Catat Infeksi Harian COVID-19 hingga 637.155 Kasus
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan selama pandemi COVID-19 di Shanghai Pudong International Airport, China. (Wikimedia Commons/Ptrump16)

Bagikan:

JAKARTA - China dapat menghadapi lebih dari 630.000 infeksi COVID-19 sehari jika mencabut kebijakan toleransi nol dengan mencabut pembatasan perjalanan, menurut sebuah studi oleh ahli matematika Universitas Peking.

Dalam laporan yang diterbitkan di China CDC Weekly oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, para ahli matematika mengatakan China tidak mampu mencabut pembatasan perjalanan, tanpa vaksinasi yang lebih efisien atau perawatan khusus.

Menggunakan data untuk Bulan Agustus dari Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Israel, para matematikawan menilai hasil potensial jika China mengadopsi taktik pengendalian pandemi yang sama dengan negara-negara tersebut.

Kasus baru harian China akan mencapai setidaknya 637.155 jika mengadopsi strategi pandemi Amerika Serikat, kata laporan itu, mengutip Reuters 29 November.

Dan kasus harian akan mencapai 275.793 jika China mengambil pendekatan yang sama seperti Inggris dan 454.198 jika meniru Prancis.

"Perkiraan tersebut mengungkapkan kemungkinan nyata dari wabah kolosal yang hampir pasti akan menyebabkan beban yang tidak terjangkau pada sistem medis," terang laporan tersebut.

"Temuan kami telah menimbulkan peringatan yang jelas, untuk saat ini kami tidak siap untuk merangkul strategi 'terbuka' yang hanya bertumpu pada hipotesis kekebalan kelompok, yang disebabkan oleh vaksinasi yang dianjurkan oleh negara-negara barat tertentu," papar laporan tersebut.

Para ahli matematika memperingatkan, perkiraan mereka didasarkan pada perhitungan aritmatika dasar. Model yang lebih canggih diperlukan untuk mempelajari evolusi pandemi jika pembatasan perjalanan dicabut.

Untuk diketahui, China telah mempertahankan kebijakan toleransi nol terhadap COVID-19, dengan mengatakan pentingnya menahan kasus lokal ketika ditemukan lebih besar daripada gangguan yang disebabkan oleh upaya untuk melacak, mengisolasi dan mengobati yang terinfeksi.

China melaporkan 23 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi untuk 27 November, turun dari 25 sehari sebelumnya, otoritas kesehatannya mengatakan pada hari Minggu.

Sementara diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat menetapkan varian COVID-19 baru yang terdeteksi di Afrika Selatan, varian Omicron dengan sejumlah besar mutasi sebagai "perhatian", mendorong beberapa negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan.