JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan diakhirinya pertempuran di Ethiopia saat berada di ibu kota Kolombia, Bogota, Rabu, mendesak para pemimpin Ethiopia untuk mengikuti contoh perdamaian negara Andes itu.
Guterres, yang mengunjungi Kolombia untuk menandai peringatan lima tahun kesepakatan damai antara pemerintah dan gerilyawan sayap kiri Revolusioner Angkatan Bersenjata Kolombia (FARC), menyerukan segera diakhirinya permusuhan.
"Proses perdamaian di Kolombia hari ini mengilhami saya untuk membuat seruan mendesak kepada para protagonis konflik di Ethiopia untuk gencatan senjata tanpa syarat dan segera," ujar Guterres dalam pidato bersama dengan Presiden Kolombia Ivan Duque, mengutip Reuters 25 November.
Perang di Ethiopia pecah pada November 2020 di wilayah Tigray negara itu antara pasukan federal Ethiopia dan Front Pembebasan Rakyat Tigray. Pada Bulan Juli, konflik menyebar ke dua wilayah tetangga di utara Ethiopia
Mengakhiri pertempuran di Ethiopia akan memungkinkan dialog terjadi antara orang-orang Ethiopia, tukas Guterres, yang memungkinkan negara itu sekali lagi berkontribusi pada stabilitas kawasan.
"Saya sangat ingin Kolombia menjadi contoh yang diikuti oleh para pemimpin di Ethiopia," tambah Guterres.
Dalam kesempatan tersebut, Guterres juga mendesak anggota parlemen Kolombia untuk meratifikasi Escazu Accord, kesepakatan antara negara-negara Amerika Latin dan Karibia yang mengabadikan perlindungan bagi mereka yang bekerja pada penyebab lingkungan.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, menurut kelompok advokasi Global Witness, Kolombia adalah negara paling berbahaya bagi para pembela lingkungan di dunia, dengan rekor 65 orang tewas pada tahun 2020.
Pemerintah Kolombia menyalahkan geng kriminal dan pemberontak kiri yang terlibat dalam perdagangan narkoba atas meningkatnya pembunuhan aktivis.