PBB Prediksi Konflik Tigray akan Memerluas Instabilitas di Ethiopia
Pengungsi Ethiopia yang melarikan diri dari Tigray, menunggu makanan di kamp Um-Rakoba (Mohamed Nureldin Abdallah/Antara, Reuters)

Bagikan:

JAKARTA - Konflik di wilayah Tigray, Ethiopia diprediksi bakal memicu perluasan instabilitas di seluruh negeri. Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Mark Lowcock menyampaikan hal ini sebagai peringatan.

Peringatan itu disampaikan Lowcock kepada 15 anggota Dewan Keamanan lewat pertemuan virtual pada Rabu, 3 Februari. Menurutnya, situasi kemanusiaan di bagian utara Ethiopia bisa jadi yang paling buruk.

Lowcock mengatakan ada laporan tentang meningkatnya ketidakamanan di tempat lain, yang mungkin disebabkan oleh kekosongan yang diciptakan oleh pengerahan kembali pasukan Ethiopia ke Tigray. PBB prihatin tentang potensi destablisasi nasional dan regional yang lebih luas.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memerintahkan serangan udara dan serangan darat pada 4 November terhadap penguasa Tigray, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) karena menentang otoritasnya. Tentara federal Abiy menggulingkan TPLF dari Ibu Kota regional Mekelle, tetapi pertempuran dengan skala rendah terus berlanjut.

Di wilayah berpenduduk lebih dari lima juta orang itu, ribuan orang diyakini telah tewas dan 950 ribu orang telah meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran dimulai. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sangat prihatin" atas situasi di Tigray, kata seorang juru bicara PBB pada Selasa malam, 2 Februari.

Lowcock mengatakan pemerintah Abiy menguasai antara 60 persen dan 80 persen wilayah di Tigray. Meski begitu mereka tidak memiliki komando penuh atas pasukan etnis Amhara dan Eritrea yang juga beroperasi di wilayah tersebut.

Puluhan saksi mengatakan pasukan Eritrea berada di Tigray untuk mendukung pasukan Ethiopia, meskipun kedua negara menyangkal hal itu. PBB telah menerima laporan bahwa polisi beroperasi pada sebagian kecil dari kapasitas mereka sebelumnya.

Lowcock meyakini bahwa jika perlindungan dan bantuan tidak segera ditingkatkan maka situasi kemanusiaan akan memburuk. Dia mengatakan ada tuduhan kekerasan seksual dan berbasis gender.

Beberapa pejabat senior PBB baru-baru ini mengunjungi Ethiopia untuk mendorong akses yang lebih besar ke Tigray. Lowcock berharap akan ada kemajuan konkret dalam beberapa hari mendatang untuk memungkinkan bantuan ditingkatkan.