Bagikan:

JAKARTA - Polisi menyandera seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dari sebuah desa di Kotapraja Amarapura Mandalay pada akhir pekan lalu, ketika mereka tidak dapat menemukan dan menangkap ayahnya, yang merupakan anggota lokal dari partai politik pimpinan Aung San Suu Kyi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Penduduk setempat mengatakan, selain menyandera sang anak, petugas kepolisian juga memukuli istri Htay Aung, yang bersembunyi setelah melarikan diri dari desanya di Kantaw.

"Istrinya berlumuran darah akibat pemukulan mereka," kata seorang pria setempat yang tidak mau disebutkan namanya, mengutip Myanmar Now 18 November,

"Ketika keluarga pergi ke administrator junta untuk bertanya tentang anak itu, mereka mengatakan kepada pihak keluarga, anak itu akan dilepaskan jika ayahnya menyerahkan diri," sambung pria tersebut.

Bocah tersebut dilaporkan ditahan di kantor polisi Myitnge pada Rabu. Sementara, seorang penduduk desa lainnya mengatakan, tidak jelas mengata rezim militer Myanmar menargetkan Htay Aung. Terlebih, Ia juga disebut bukan pengurus partai pimpinan Aung San Suu Kyi.

"Pria itu bahkan bukan pemimpin partai, dia hanya anggota biasa. Kami tidak tahu mengapa mereka sangat mencarinya. Dugaan terbaik kami, seorang informan militer menamainya," sebut warga itu.

Pada bulan Oktober, tentara memasang pemberitahuan berisi ancaman pembunuhan di kantor administrasi lokal di desa Yay Kyi Pauk, di mana Kantaw berada. Pemberitahuan itu memerintahkan para guru yang ambil bagian dalam Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) untuk kembali bekerja, kata dua penduduk setempat.

Penduduk desa merobek pemberitahuan itu dan kemudian dipukuli oleh tentara karena melakukannya, tambah mereka.

Minggu lalu, hal yang sama terjadi di desa terdekat Leik San Khun. Penduduk desa merobek pemberitahuan berisi ancaman pembunuhan kepada guru yang menolak untuk kembali bekerja dan kemudian dipukuli oleh tentara.

Kepolisian daerah Mandalay tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar tentang anak laki-laki yang ditahan itu.

Untuk diketahui, rezim militer Myanmar telah menyandera lusinan anggota keluarga, termasuk anak-anak, dalam upaya untuk memaksa lawan-lawannya menyerahkan diri dalam beberapa bulan terakhir.

Pekan lalu seorang pria tewas dalam tahanan setelah otoritas junta di Kotapraja Madaya menahannya karena mereka tidak dapat menemukan keponakannya.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.