Komnas HAM Mengakui, Konflik yang Dipicu Keberagaman di Indonesia Masih Tinggi
Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara  (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengakui kasus-kasus konflik karena keberagaman masih tinggi di tanah air. Untungnya, kasus bisa diatasi secara baik.

Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, ada beberapa kasus lama yang hingga kini belum bisa diselesaikan. 

Sayangnya, Beka Ulung tidak menjelaskan secara detail kasus yang dimaksud. "Kita masih menyisakan pekerjaan rumah atau kasus yang sudah lama dan hingga kini belum terselesaikan," jelasnya di Jakarta, Antara, Senin, 15 Oktober. 

Belum diselesaikannya kasus karena keberagaman, menurut dia, disebabkan oleh agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat. Penegak hukum membutuhkan waktu mengurai masalah tersebut agar tidak terjadi gesekan di tengah masyarakat. 

"Ini bukan perkara mudah menyelesaikan kasus-kasus tersebut," kata Beka.

Secara umum, menurut penilaian Beka Ulung, tingkat kerukunan dan kemajemukan masyarakat di Indonesia sudah baik.

"Jadi kita tidak akan mungkin menyeragamkan Indonesia untuk satu warna," ujarnya pula.

Saat ini, kata Beka, Kota Semarang, Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang bisa dijadikan contoh oleh kabupaten dan kota lain dalam hal pemajuan dan penegakan HAM.

Atas kepedulian dan keberpihakan Kota Semarang dalam penegakan HAM, maka penyelenggaraan Festival HAM 2021 dipusatkan di kota tersebut

Terkait terpilihnya Kota Semarang sebagai tuan rumah Festival HAM 2021, dikarenakan kota itu mampu mengalahkan Kota Bogor yang sebenarnya juga berminat menjadi tuan rumah.

Sebelum penetapan tuan rumah Festival HAM 2021, masing-masing kepala daerah kedua kota itu melakukan presentasi di depan Komisioner Komnas HAM. Pada akhirnya Komnas HAM memilih Semarang dengan beberapa catatan.

Selain Semarang, Komnas HAM juga mencatat beberapa daerah lain yang ramah HAM dari segi kerukunan umat beragama atau berkeyakinan, di antaranya Wonosobo, Singkawang, Salatiga, Bogor, Pematang Siantar, dan beberapa daerah lainnya.

"Jadi sebenarnya masih banyak kota dan kabupaten lain yang sangat toleran dan ramah kepada mereka yang berbeda," ujar dia lagi.