JAKARTA - Sejak mewabahnya COVID-19, belajar online berkembang jadi pilihan paling generik. Namun, skema pembelajaran darurat ini kerap menimbulkan banyak masalah. Di India, siswa terpaksa belajar lewat pengeras suara. Mereka menyebutnya "Speaker Brother" dan "Speaker Sister".
Sebagaimana pernah kita bahas dalam "Sekolah Online Tanpa Internet: Perjuangan di Dusun Terpencil Sulawesi Tengah", masalah infrastruktur teknologi informasi kerap jadi masalah. Tak hanya di Sulawesi Tengah atau daerah terpencil lain di Indonesia, di India, negeri yang melahirkan banyak pengusaha teknologi mengalami kendala sama.
Reuters melaporkan, anak-anak di desa-desa di kawasan Maharashtra tak dapat mengakses internet. Bukan saja karena jaringan yang buruk tapi juga karena pasokan listrik yang tak menyentuh mereka. Untuk mengakali kondisi ini, mereka menerapkan metode yang disebut "Speaker Brother" dan "Speaker Sister".
Lewat metode ini, para siswa dapat mengikuti pelajaran yang sebelumnya telah direkam di area terbuka. Tahun ajaran baru di India pun kini disambut dengan antusiasme yang lebih menyala, tak sesuram sebelum mereka menemukan metode ini.
Speaker Brother dan Speaker Sister kini telah diaplikasikan di enam desa di kawasan Maharashtra. Yayasan Diganta Swaraj, lembaga pengembang metode ini mengatakan, Speaker Broter-Sister diharapkan dapat menjangkau lebih dari seribu siswa yang sebelumnya ditutup selama empat bulan akibat pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
Seorang siswi sebelas tahun, Jyoti mengungkap rasa antusiasnya. “Saya suka belajar dengan Speaker Brother.” Lembaga ini merespons segala apresiasi dengan rencana-rencana perluasan dan pengembangan metode secara terukur ke depan.
Speaker Brother-Sister tak hanya menyentuh siswa, tapi juga mampu menjaga kemandirian mereka. “Lewat Speaker Brother para siswa tidak harus dibimbing oleh keluarga mereka, (cukup) mereka sendirian,” kata Kepala Yayasan Diganta Swaraj, Shraddha Shringarpure.
"Ketika sekolah ditutup, anak saya biasanya berkeliaran di hutan ... Speaker Brother telah mencapai desa kami dan sekarang putra saya sudah mulai belajar. Saya senang. Ini memberi saya kebahagiaan bahwa putra saya sekarang dapat menyanyikan lagu dan menceritakan sebuah kisah," kata salah satu orang tua murid, Sangeeta Yele.