Bagikan:

JAKARTA - Uji coba sekolah tatap muka tengah dilaksanakan di sejumlah daerah. Namun, Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan tidak setuju. Sebab, saat ini muncul tantangan baru penanganan pandemi COVID-19.

"Melihat situasi dan penyebaran COVID-19 di Indonesia, saat ini sekolah tatap muka belum direkomendasikan," kata Ketua Umum IDAI Aman B. Pulungan dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 April.

Saat ini, positivity rate atau hasil positif dari pemeriksaan spesimen mingguan berada pada angka 18,7 persen. Kemudian, angka kematian COVID-19 juga meningkat sebanyak 29,2 persen dari minggu lalu.

"Salah satu syarat agar sekolah dapat kembali dibuka adalah positivity rate di bawah 5 persen dan angka kematian COVID-19 menunjukkan tren yang menurun," ujar dia.

Belum lagi, ditemukan varian baru COVID-19 dengan jenis B117 dari luar negeri dan sudah menularkan sejumlah warga negara Indonesia. Ditambah, cakupan vaksinasi COVID-19 Indonesia belum mencapai target.

Namun, jika pemerintah kukuh ingin menggelar pembelajaran tatap muka Aman menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan pembelajaran campuran. 

"Penyelenggara harus menyiapkan blended learning. Anak dan orang tua diberikan kebebasan memilih metode pembelajaran daring atau tatap muka," ungkap Aman.

"Mengingat prediksi jangka waktu pandemi yang masih belum dapat ditentukan, Aman juga meminta sekolah mencari inovasi baru dalam proses belajar. Misalnya, memanfaatkan belajar di ruang terbuka seperti taman dan lapangan.