JAKARTA - Uji coba pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah Jakarta berakhir hari ini. Ada sejumlah catatan yang jadi perhatian.
Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah menyebut catatan pertama yakni masih ada guru maupun siswa yang memakai masker dengan tidak tepat. Selain itu, masih ada siswa yang berkerumun untuk berkumpul bersama teman-temannya.
Namun, ketika siswa mulai berkerumun, petugas pengawas protokol kesehatan akan langsung meminta para peserta didik itu untuk membubarkan diri.
"Setelah selesai pembelajaran masih ada sedikit kerumunan. Namanya anak-anak ingin ngobrol dengan temannya, Fenomena seperti itu terjadi di beberapa sekolah, tetapi segera diurai kerumunan," kata Taga saat dihubungi, Kamis, 29 April.
Ada juga sekolah uji coba yang dikunjungi oleh sekolah lain. Sekolah yang berkunjung ingin meniru gambaran pelaksanaan protokol kesehatan ketika sekolah dibuka.
Taga menyebut sampai saat ini belum ada kasus konfirmasi positif bagi siswa, guru, maupun tenaga kependidikan pada sekolah yang telah menerapkan pembelajaran tatap muka.
BACA JUGA:
Selama uji coba berlangsung, tidak ada informasi terkonfirmasi kasus positif COVID-19. Kemudian tidak ada penolakan dari lingkungan sekitar, baik dari lurah maupun masyarakat sekitar," jelas dia.
Menurutnya tidak ada siswa yang mengikuti belajar tatap muka di sekolah tanpa seizin orang tua. "Jelas, beberapa sekolah yang ikut piloting terbatas, jika orang tua tidak mengizinkan, maka tidak belajar di sekolah, tetap belajar di rumah," tambahnya.
Sebagai informasi, sebanyak 85 sekolah di Jakarta mulai uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Rabu, 7 April hingga Kamis, 29 April 2021. Jenjang sekolah yang dibuka mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, hingga PKBM/LKP.
Guru dan tenaga kependidikan pada sekolah yang dijadikan sebagai pilot project PTM ini menerima suntikan vaksinasi COVID-19. Hal ini untuk memastikan kegiatan pembelajaran berjalan dengan aman.