Bagikan:

JAKARTA - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Jakarta yang dimulai hari ini diharapkan menjadi jalan keluar bagi siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online.

Hal ini diamini oleh Kepala Sekolah SD Negeri Duri Kepa 03 Sri Sumiati. Hari ini, SDN di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini mengikuti uji coba PTM tahap pertama.

Sri mengaku ada sejumlah siswanya yang kesulitan melaksanakan PJJ karena tak memiliki gawai untuk mengikuti belajar online.

"PJJ kendala di masalah alatnya, HP. Kadang, (satu keluarga) ada HP satu dipakai bertiga. Atau ada HP yang dibawa dulu sama ortunya kerja, nanti dikerjakan sore.  Itu kendalanya," ucap Sri di SDN Duri Kepa 03, Rabu, 9 Juni.

Atas kendala-kendala tersebut, kata Sri, akibatnya siswa tidak dapat menyimak secara langsung dari gurunya. 

"Kadang kan guru mau (mengajar lewat) zoom dalam 1 minggu beberapa kali tapi tidak bisa. Untuk satu kali (belajar online) saja itu tidak semuanya, 32 anak yang ikut. Kalau yang ikut 20 ke atas saja sudah alhamdulillah. Itu juga kadang kita harus menunggu lama (sampai siswa kumpul)," jelas dia.

Sementara, siswa yang tidak bisa ikut belajar daring, lanjut Sri, biasanya langsung mengerjakan tugas yang diberikan setelah belajar. Kendalanya, siswa menjadi sulit mengerjakan tugas karena tak memahami materi pembelajaran.

Karenanya, Sri berharap belajar tatap muka di sekolah bisa mengurangi kendala PJJ yang ada selama pandemi COVID-19. "Paling tidak, kalau ada siswa yang sulit materi bisa langsung tanya ke gurunya," ujarnya.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap 1 di 226 sekolah. Jumlah ini berasal dari 143 sekolah yang lolos pelatihan dari 308 sekolah, serta 83 sekolah yang telah melakukan piloting project PTM sebelumnya.

Sekolah Dasar Negeri Duri Kepa 03, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi salah satu yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) pada hari ini. Hari ini PTM dilakukan pada siswa kelas 5. 

Di dalam kelas, siswa yang mengikuti PTM hanya 50 persen dari total siswa dalam satu kelas. Peletakan meja tiap siswa silakukan berjarak. 

Siswa dengan nomor absen 1 sampai 16 belajar tatap muka, sementara nomor absen 17 sampai 32 masih belajar daring. Sebaliknya, pada hari Jumat, siswa kelas 5 dengan nomor absen 17 sampai 32 belajar tatap muka, sementara nomor absen 1 sampai 16 belajar daring.

"Pada Senin dan Rabu depan, PTM dilanjut ke kelas 4 dengan pembagian kapasitas yang sama. Lalu nanti Hari Jumat berikutnya bergantian, begitu seterusnya," ungkap Sri.

Sementara, pada hari Selasa dan Kamis tak digelar belajar di sekolah. Semua siswa belajar secara daring. Saat itu, sekolah dibersihkan menggunakan cairan disinfektan.