JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, menilai peluang Jenderal Andika Perkasa menjadi Presiden Republik Indonesia sangat besar.
Analisa dia, setelah pensiun dari jabatan Panglima TNI pada Desember 2022 nanti, Andika Perkasa masih punya waktu mempersiapkan diri untuk meraih tiket Pilpres 2024. Apalagi muncul wacana jabatan panglima TNI bisa diperpanjang hingga 2 tahun.
"Terpilihnya Andika Perkasa sebagai Panglima TNI adalah jalan mulus untuk membangun jejak dan prestasi terbaik menyambut Pilpres 2024," ujar Andriadi kepada VOI, Selasa, 9 November.
Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu membeberkan sejumlah alasan Andika Perkasa bisa diprediksi menjadi kuda hitam dalam ajang Pilpres mendatang. Selain prestasi, Kepala Satuan TNI Angkatan Darat (KSAD) itu memiliki tampilan mumpuni dengan tubuh kekar yang tentu digandrungi masyarakat.
Sebagai menantu Jenderal AM. Hendropriyono, sosok Andika Perkasa mengingatkan publik pada sosok Prabowo Subianto saat masih muda. Prabowo adalah menantu Jenderal besar Presiden Soeharto. Juga seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo.
BACA JUGA:
"Begitu dari segi pembawaan dan postur tubuh serta memiliki wajah disukai kaum hawa. Bisa saja 2024 Andika Perkasa mengikuti jejak SBY sebagai Presiden RI dan sangat terbuka lebar," jelas Andriadi.
Oleh karena itu, Andriadi mengingatkan, selama menjabat sebagai panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa harus mengukir prestasi terbaik. Tak kalah penting adalah bagaimana Andika Perkasa bisa memikat masyarakat Indonesia agar bersimpati dan mengaguminya.
"Selain itu, menonjolkan silsilah keluarga bahwa Andika Perkasa keturunan Blitar Jawa Timur. Dalam artian Andika Perkasa adalah orang Jawa juga cukup penting. Karena sudah menjadi pakem dalam masyarakat Indonesia bahwa Presiden RI mesti dari keturunan Jawa," terangnya.
Nantinya, tambah dia, tinggal bagaimana Andika Perkasa mampu dilirik oleh partai politik yang ingin mengusungnya sebagai capres atau mungkin membuat kendaraannya sendiri.
"Selanjutnya, kendaraan politik perlu dipersiapkan. Apakah mendirikan parpol sendiri atau bergabung dengan parpol yang sudah ada pasca pensiun dari TNI Desember 2022," demikian Andriadi.