Bagikan:

JAKARTA - Jenderal Andika Perkasa tinggal menunggu waktu pelantikan Presiden Jokowi untuk menjadi seorang Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Belakangan nama Andika Perkasa muncul sebagai sosok baru calon presiden potensial oleh beberapa kalangan. Terlebih, Andika akan mengakhiri masa tugasnya pada Desember 2022 di usia ke 58 tahun. Masa jabatan Andika pun disebut-sebut bisa diperpanjang hingga 2024.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, mengatakan terpilihnya Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI sudah bisa ditebak dari jauh-jauh hari. Sebab menurutnya, dalam segi apapun KSAD Jenderal Andika Perkasa lebih memiliki keunggulan dan kesiapan dibandingkan KSAL Yudho Margono.

Menurut Andriadi, terpilihnya Andika Perkasa sebagai Panglima TNI adalah jalan mulus untuk membangun jejak dan prestasi terbaik menyambut Pilpres 2024.

"Setelah pensiun dari TNI pada Desember 2022, masih ada waktu Andika Perkasa mempersiapkan diri untuk meraih tiket Pilpres 2024," jelas Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu kepada VOI, Selasa 9 November.

Sebagai menantu Jenderal AM. Hendropriyono, lanjut Andriadi, sosok Andika Perkasa mengingatkan publik pada sosok Prabowo Subianto saat masih muda, di mana ia adalah menantu Jenderal besar Presiden Soeharto. Juga seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo.

"Begitu dari segi pembawaan dan postur tubuh serta memiliki wajah disukai kaum hawa. Bisa saja 2024 Andika Perkasa mengikuti jejak SBY sebagai Presiden RI dan sangat terbuka lebar," kata Andriadi.

Menurut Andriadi, selama menjabat sebagai panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa harus mengukir prestasi terbaik. Tak kalah penting adalah bagaimana Andika Perkasa bisa memikat masyarakat Indonesia agar bersimpati dan mengaguminya.

"Selain itu, menonjolkan silsilah keluarga bahwa Andika Perkasa keturunan Blitar Jawa Timur. Dalam artian Andika Perkasa adalah orang Jawa juga cukup penting. Karena sudah menjadi pakem dalam masyarakat Indonesia bahwa Presiden RI mesti dari keturunan Jawa," terangnya.

"Selanjutnya, kendaraan politik perlu dipersiapkan. Apakah mendirikan parpol sendiri atau bergabung dengan parpol yang sudah ada pasca pensiun dari TNI Desember 2022," demikian Andriadi.