Menilik Peluang Jenderal Andika Perkasa Ikut Pilpres Usai Pensiun jadi Panglima TNI
Ketua DPR Puan Maharani dan Jenderal Andika Perkasa (Foto dok DPR)

Bagikan:

JAKARTA - Jenderal Andika Perkasa telah disetujui DPR RI sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Andika tinggal menunggu waktu untuk dilantik secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Belakangan namanya muncul sebagai nama baru calon presiden potensial oleh beberapa kalangan. Terlebih, Andika akan mengakhiri masa tugasnya pada Desember 2022 di usia ke 58 tahun. Masa jabatan Andika pun disebut-sebut bisa diperpanjang hingga 2024. 

Sekjen Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Said Salahudin menilai jabatan Panglima TNI membuka peluang Jenderal Andika Perkasa turut meramaikan bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Walaupun saya percaya Pak Andika akan berpegang teguh pada Sapta Marga dan tidak akan pernah mau memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan Pilpres, tetapi kalau rakyat menginginkan beliau, mau bilang apa? Itu kan hak rakyat yang tidak boleh dibatasi," ujar Said dalam keterangannya, Minggu, 7 November.

Menurutnya, persetujuan DPR atas pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI tampaknya bakal mempengaruhi peta Pilpres 2024. Meski selama ini namanya belum muncul dalam hasil survei, tapi Said memprediksi, satu tahun ke depan situasinya akan lain. Dia meyakini, nama Jenderal Andika bisa saja moncer dalam hasil survei sebagai kandidat capres potensial.

"Rakyat itu kan simpel aja cara berpikirnya. Mereka akan mencari sosok yang menurut nalar subjektifnya memiliki kecakapan tertentu. Ada yang senang dengan figur berlatar belakang militer karena tidak diragukan semangat NKRI-nya. Ada yang senang dengan penampilan fisik yang gagah dan murah senyum, dan sebagainya," jelas Said.

Lantas, bagaimana peluang Andika Perkasa untuk mencicipi kontestasi Pilpres 2024?

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan peluang Jenderal Andika Perkasa untuk 'nyapres' pada pilpres 2024 memang ada.

"Posisinya saat ini sebagai Panglima TNI tentu memberi peluang lebih besar ke arah itu," ujar Jamiluddin kepada VOI, Selasa, 9 November.

Namun, menurut Jamiluddin, ada dua hal yang harus Andika penuhi bila ingin dilirik partai politik dalam kontestasi pilpres mendatang. 

Pertama, Andika harus menonjol selama menjadi Panglima TNI. Apalagi, kinerjanya selain dapat meningkatkan profesionalisme pasukannya, juga dapat mendekatkan TNI dengan rakyat. TNI adalah kita yabg menjadi semboyannya, kata Jamiluddin, harus diimplementasikan dengan keberpihakan TNI kepada rakyat.
 

"Kalau itu dilakukan Andika, kecintaan rakyat kepadanya akan semakin dalam. Hal itu dapat mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya, sebagai modal untuk dilirik partai politik menjadi capres," jelasnya. 

Kedua, apabila Jenderal Andika mampu menciptakan tentara yang humanis tapi tegas dalam bertindak, sehingga rakyat merasa lebih nyaman. Rakyat, kata dia, juga merasakan terlindungi atas kehadiran tentara.

"TNI seperti itu dengan sendirinya dapat menyatukan tentara dengan rakyat. Sekat-sekat curiga terhadap tentara dapat diminimalkan," kata Jamiluddin. 

Jamiluddin menilai, dua hal tersebut tentu dapat menyakinkan rakyat bahwa Andika cocok sebagai pemimpin di negara demokrasi. Rakyat yakin demokrasi akan semakin berkembang meskipun nantinya dipimpin mantan tentara.

"Kalau rakyat sudah yakin, maka elektabilitas Andika akan meroket. Ini akan menjadi modal bagi Andika untuk dilirik partai politik mengusungnya menjadi capres," ucapnya. 

"Masalahnya, mampukah Andika melakukan dua hal tersebut selama menjadi Panglima TNI ? Tentu waktu yang akan menjawabnya," demikian Jamiluddin Ritonga. 

 

 

Senada, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, menilai peluang Jenderal Andika Perkasa menjadi Presiden Republik Indonesia sangat besar.  

 

Menurutnya, setelah pensiun dari jabatan Panglima TNI pada Desember 2022 nanti, Andika Perkasa masih punya waktu mempersiapkan diri untuk meraih tiket Pilpres 2024. Apalagi, ada kabar menyebutkan masa jabatannya bisa diperpanjang hingga 2 tahun. 

 

"Terpilihnya Andika Perkasa sebagai Panglima TNI adalah jalan mulus untuk membangun jejak dan prestasi terbaik menyambut Pilpres 2024," ujar Andriadi kepada VOI, Selasa, 9 November. 

 

Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu membeberkan sejumlah alasan Andika Perkasa bisa diprediksi menjadi Presiden RI. Selain prestasi, Kepala Satuan TNI Angkatan Darat (KSAD) itu memiliki tampilan mumpuni dengan tubuh kekar yang tentu digandrungi masyarakat.  

Sebagai menantu Jenderal AM. Hendropriyono, lanjut Andriadi, sosok Andika Perkasa juga mengingatkan publik pada sosok Prabowo Subianto saat masih muda, di mana ia adalah menantu Jenderal besar Presiden Soeharto. Juga seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. 

 

"Begitu dari segi pembawaan dan postur tubuh serta memiliki wajah disukai kaum hawa. Bisa saja 2024 Andika Perkasa mengikuti jejak SBY sebagai Presiden RI dan sangat terbuka lebar," jelas Andriadi. 

Oleh karena itu, Andriadi mengingatkan, selama menjabat sebagai panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa harus mengukir prestasi terbaik. Tak kalah penting adalah bagaimana Andika Perkasa bisa memikat masyarakat Indonesia agar bersimpati dan mengaguminya. 

"Selain itu, menonjolkan silsilah keluarga bahwa Andika Perkasa keturunan Blitar Jawa Timur. Dalam artian Andika Perkasa adalah orang Jawa juga cukup penting. Karena sudah menjadi pakem dalam masyarakat Indonesia bahwa Presiden RI mesti dari keturunan Jawa," terangnya.

 

Nantinya, tambah dia, tinggal bagaimana Andika Perkasa mampu dilirik oleh partai politik yang ingin mengusungnya sebagai capres atau mungkin membuat kendaraannya sendiri. 

 

"Selanjutnya, kendaraan politik perlu dipersiapkan. Apakah mendirikan parpol sendiri atau bergabung dengan parpol yang sudah ada pasca pensiun dari TNI Desember 2022," demikian Andriadi.