Pengaturan Politik Afghanistan-Taliban Tidak Sesuai Harapan, Utusan AS Zalmay Khalilzad Pilih Mengundurkan Diri
JAKARTA - Utusan utama Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan akan meninggalkan posisinya, Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi dalam pengumuman Senin, kurang dari dua bulan setelah AS menarik diri dari Afghanistan dalam proses evakuasi yang kacau dan mematikan.
Duta Besar Zalmay Khalilzad akan digantikan oleh wakilnya, Tom West, yang memimpin kebijakan Afghanistan untuk tim transisi Presiden Joe Biden dan telah bekerja erat dengan Khalilzad selama berbulan-bulan.
"Sebagai Perwakilan Khusus untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad mundur dari perannya, saya mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya selama beberapa dekade kepada rakyat Amerika," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, mengutip CNN 18 Oktober.
"Thomas West, yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Perwakilan Khusus, akan menjadi Perwakilan Khusus untuk Afghanistan," lanjutnya.
CNN melaporkan Senin sebelumnya, Pemerintahan Presiden Biden diperkirakan akan mengumumkan kepergian Khalilzad. Dalam sepucuk surat kepada Menteri Blinken yang diperoleh CNN, Khalilzad mengatakan dia memutuskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mundur "pada saat kita memasuki fase baru dalam kebijakan Afghanistan kita."
"Pengaturan politik antara pemerintah Afghanistan dan Taliban tidak berjalan seperti yang dibayangkan. Alasan untuk ini terlalu rumit dan saya akan membagikan pemikiran saya dalam beberapa hari dan minggu mendatang, setelah meninggalkan dinas pemerintah," tulis Khalilzad dalam surat itu, yang bertanggal Senin. CNN telah menghubungi Khalilzad untuk memberikan komentar.
Khalilzad menjabat di bawah Presiden Donald Trump dan Presiden Joe Biden sebagai Perwakilan Khusus untuk Rekonsiliasi Afghanistan. Seorang veteran diplomatik yang terkenal di kalangan kebijakan luar negeri, Khalilzad juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Irak dan PBB.
Khalilzad memimpin pembicaraan dengan Taliban di Qatar yang menghasilkan kesepakatan Doha dengan Pemerintahan Donald Trump, untuk sepenuhnya menarik pasukan AS pada Mei 2021, sebuah peran yang membuatnya mendapat perhatian besar. Pada 2019, Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan saat itu Hamdullah Mohib menuduh Khalilzad dimotivasi oleh keuntungan politik pribadi daripada mencapai perdamaian.
"Dia mengucilkan dan mengasingkan sekutu dan mitra yang sangat tepercaya," kata Mohib tentang Khalilzad saat itu.
Selama pembicaraan itu, mitra Khalilizad adalah salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai wakil perdana menteri Afghanistan. Kadang-kadang, Khalilizad memiliki hubungan yang kontroversial dengan pejabat pemerintah Afghanistan yang memandangnya sebagai pendukung Taliban.
Ikatan pribadi Khalilizad yang mendalam dengan Afghanistan, tempat ia dilahirkan, dan pendekatannya yang bebas terhadap negosiasi juga dipandang kontroversial oleh sebagian orang dan efektif oleh sebagian lainnya.
Tetapi, Khalilzad diminta oleh pemerintahan Joe Biden untuk tetap bertahan setelah memenangkan pemilihan presiden meskipun, secara tradisional, pemerintahan yang akan datang menggantikan pejabat yang ditunjuk secara politik dengan tim mereka sendiri, terutama pada masalah kebijakan luar negeri yang begitu penting.
Dengan tenggat waktu Mei yang semakin dekat, Presiden Biden mengumumkan semua pasukan akan keluar pada peringatan 20 tahun 11 September. Semula, Khalilzad diperkirakan akan pergi pada Mei, kata sumber yang diberi pengarahan, tetapi kemudian setuju untuk tinggal lebih lama dari yang direncanakan semula.
Baca juga:
- Baguettenya Jadi yang Terbaik di Prancis, Imigran Tunisia Pasok Roti untuk Istana Presiden
- Kota Kuno Soli Pompeiopolis di Turki Selatan akan Dijadikan Museum Terbuka
- Peneliti Universitas Osaka Sukses Mereplikasi Marmer Khas Daging Wagyu
- Tempuh Jarak hampir 10 Ribu Mil, Vaksin COVID-19 AstraZeneca Tiba di Kutub Selatan
Semetara sang wakilnya West, telah aktif, melakukan perjalanan awal bulan ini ke Doha untuk pertemuan tatap muka pertama dengan Taliban sejak kepergian Amerika. Sejak menguasai negara itu, Taliban telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan, termasuk pembunuhan tidak sah terhadap 13 minoritas Syiah Hazara. Sistem perawatan kesehatan Afghanistan telah runtuh dan terjadi kekurangan pangan yang serius.
West menemani Wakil Direktur CIA, David Cohen, dalam perjalanan itu dan juga telah melakukan perjalanan sebelumnya pada akhir Agustus ke Kabul dengan Direktur CIA William Burns untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Taliban di Kabul, menurut salah satu sumber.
Untuk diketahui, sejak Taliban menguasai Afghanistan, Departemen Luar Negeri menolak merinci apa rencana Khalilzad. Bulan lalu, juru bicara Ned Price mengakui Khalilzad telah kembali ke AS dari Doha dan mencatat bahwa sekarang ada misi diplomatik AS untuk Afghanistan di Qatar yang dipimpin oleh diplomat senior lainnya.