Gelar Dialog dengan Taliban, Amerika Serikat Tegaskan Masalah Hak Asasi Manusia dan Hak Perempuan
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Taliban melakukan 'diskusi produktif' tentang masalah bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan, selama pertemuan di Qatar akhir pekan lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada Hari Selasa, menggambarkan pembicaraan itu sebagai 'sebagian besar positif.'
Para pejabat membahas akses kemanusiaan selama dua hari pertemuan antara perwakilan Taliban dan pejabat AS, termasuk beberapa dari komunitas intelijen dan Badan Pembangunan Internasional AS.
Price mengatakan, pembicaraan terfokus pada masalah keamanan dan terorisme, perjalanan yang aman bagi warga negara asing dan sekutu Afghanistan dari Amerika Serikat untuk meninggalkan negara itu, serta hak asasi manusia.
Washington telah berulang kali menyerukan penguasa baru Afghanistan untuk menunjukkan penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan dan anak perempuan, untuk memenangkan legitimasi internasional.
"Delegasi menjelaskan, seperti yang kami lakukan secara konsisten, bahwa Taliban pada akhirnya akan dinilai tidak hanya berdasarkan kata-katanya tetapi semata-mata atas tindakannya," kata Price, mengutip Reuters 13 Oktober.
Pertemuan terpisah dengan perwakilan Taliban yang melibatkan pejabat dari Uni Eropa serta pejabat AS berlangsung pada hari Selasa, Price menambahkan. Untuk diketahui, Uni Eropa siap mengucurkan bantuan kemanusiaan senilai 1 miliar euro, yang ditegaskan untuk Afghanistan, bukan untuk Taliban.
"Bantuan itu dimaksudkan untuk mencegah bencana besar kemanusiaan dan sosial ekonomi. Itu adalah dukungan langsung untuk Afghanistan dan akan disalurkan melalui organisasi internasional, bukan ke pemerintah sementara bentukan Taliban yang tidak diakui Brussels (markas Uni Eropa)," jelas Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengutip AFP 12 Oktober.
"Kami sudah jelas tentang kondisi kami untuk setiap keterlibatan dengan pihak berwenang Afghanistan, termasuk dalam menghormati hak asasi manusia," sambungnya.
Untuk diketahui, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus, Washington telah membekukan bantuan bilateral ke Afghanistan tetapi mengatakan masih memberikan bantuan melalui kelompok-kelompok non-pemerintah.
Ada seruan agar cadangan pemerintah yang disimpan di Amerika Serikat tersedia bagi pemerintah baru yang dipimpin Taliban untuk meredakan krisis kemanusiaan yang berkembang.