Hapus Aplikasi Pemilu di Rusia, Navalny Sebut Google dan Apple Sebagai Pengecut

JAKARTA - Kritikus Kremlin yang kini dipenjara oleh pemerintah Rusia, Alexei Navalny, melalui akun media sosialnya, menyebut Google dan Apple menjadi "pengecut" dan bertindak sebagai kaki tangan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Hal ini muncul setelah kedua raksasa teknologi  dengan sengaja menghapus aplikasi pemungutan suara sebelum pemilihan bulan ini.

Pendukung Navalny sebelumnya menuduh raksasa teknologi AS menyerah pada tekanan Kremlin dengan menghapus aplikasi pemungutan suara taktis anti-pemerintah dari toko aplikasi mereka pada awal tiga hari pemungutan suara parlemen, yang berakhir pada hari Minggu.

Navalny, yang berada di penjara, menambahkan kritiknya, menurut komentar yang dibawa oleh akun media sosialnya.

"Raksasa Apple @Apple dan Google @Google telah memenuhi tuntutan Kremlin dan menghapus aplikasi kami dari toko mereka. YouTube tercinta telah menghapus video kami, dan utusan Telegram telah memblokir bot kami," katanya dalam unggahan tersebut seperti dikutip oleh Reuters.

"Saya tahu sebagian besar dari mereka yang bekerja di Google, Apple, dll adalah orang-orang yang jujur ​​dan baik. Saya mengimbau mereka untuk tidak tahan dengan kepengecutan bos mereka," katanya.

Apple dan Google Alphabet tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim minggu lalu setelah pendukung Navalny mengkritik mereka. Google tidak segera menanggapi permintaan email lebih lanjut untuk komentar pada Kamis dari Reuters. Apple juga tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Aplikasi pemungutan suara taktis, yang dirancang oleh sekutu Navalny, memberi orang-orang rekomendasi terperinci tentang siapa yang harus dipilih dalam upaya untuk menggagalkan partai Rusia Bersatu untuk terus berkuasa, yang mendukung Putin.

Rusia Bersatu mengamankan mayoritas suara di majelis rendah parlemen Duma Negara, di tengah tuduhan penipuan massal dari pendukung Navalny dan pihak lain. Komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara itu bersih dan Kremlin menyebutnya sebagai pemungutan suara yang jujur.

Google memutuskan untuk menghapus aplikasi tersebut setelah diberi tahu bahwa staf lokalnya dapat menghadapi hukuman penjara, kata satu orang yang mengetahui situasi tersebut pekan lalu, yang menolak disebutkan namanya.

Menanggapi komentar itu, Navalny mengatakan dalam posting media sosialnya: "Jika demikian, maka diam tentang itu adalah kejahatan terburuk. Ini adalah dorongan dari teroris penyandera."