Kontrak Pembuangan Sampah di Bantargebang akan Berakhir, DKI Percepat Pembangunan ITF

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pihaknya akan mempercepat proses pembangunan pengelolaan sampah yakni Intermediate Treatment Facilities (ITF) di dalam kota.

Hal ini menanggapi kontrak pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang antara Pemprov DKI dan Pemkot Bekasi akan berakhir bulan depan.

"Sekarang kita mempersiapkan proses empat pembangunan ITF di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 20 September.

Riza mengaku saat ini pembangunan mesin pengolahan sampah tersebut memang belum dilakukan. Namun, DKI sudah menjalankan proses pelelangan dengan pihak swasta.

"Doakan saja semua berjalan lancar. Siapapun yang berkesempatan memenangkan tender, membangun. Mudah-mudahan ke depan nanti dibangun dan kita tidak ada masalah lagi dengan sampah. Insyallah kita punya pengelolaan sampah yang berteknologi tinggi, baik, seperti negara maju dunia," jelasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut kontrak pengelolaan sampah dengan Pemprov DKI akan berakhir. Rahmat mengaku pihaknya akan mengevaluasi dulu kontrak kerja sama itu.

"Pemerintah Kota Bekasi tengah mengevaluasi kerja sama tersebut karena bulan Oktober ini akan habis," kata Wali Kota Rahmat Effendi di Bekasi.

Rahmat bilang, perjanjian kontrak kerja sama pengelolaan tempat pembuangan sampah itu disusun kedua pemerintah daerah berdasarkan kurun waktu lima tahun sekali.

Rahmat mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini juga tengah membahas klausul perjanjian kontrak kerja sama dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

"Kita sudah berkoordinasi dengan DKI, kan itu memang setiap lima tahun sekali akan dievaluasi," ucapnya.

Dia menyebut lahan TPST Bantargebang telah diperluas sekitar 15 hektare atau menjadi 125 hektare total keseluruhan lahan. Perluasan area TPST, kata dia, tetap mengkhawatirkan terutama bagi kondisi kehidupan masyarakat yang bergantung di lokasi itu meski saat ini lokasi tersebut sudah mampu menampung lebih banyak sampah lagi.

"Salah satu yang dikhawatirkan adalah nasib para pemulung. Sudah beberapa kali kejadian pemulung tertimbun sampah longsor," kata dia