Aparat Keamanan Fasilitas Nuklir Iran Diduga Melakukan Pelecehan Terhadap Inspektur Perempuan IAEA
JAKARTA - Aparat keamanan Iran disebut membuat inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) wanita, untuk melepas pakaian dan kemudian menyentuhnya secara tidak pantas di fasilitas nuklir Natanz milik Iran.
Setidaknya empat insiden pelecehan terpisah dilaporkan sejak awal Juni, sebut seorang diplomat mengutip The Jerusalem Post dari The Wall Street Journal 14 September, sementara diplomat lain mengatakan ada lima hingga tujuh insiden terbaru dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir.
"Yang saya pahami adalah, ada sentuhan di tempat yang berbeda, tempat yang sensitif dan sebagainya," kata seorang diplomat kepada surat kabar itu.
Sebuah makalah yang diedarkan oleh AS di antara anggota IAEA menjelang pertemuan dewan negara-negara anggota IAEA minggu ini menuntut diakhirinya perilaku tersebut.
"Pelecehan terhadap inspektur IAEA benar-benar tidak dapat diterima, dan kami sangat mendesak Anda untuk menjelaskan dalam pernyataan nasional Anda di rapat Dewan, bahwa perilaku seperti itu sangat disayangkan dan harus segera diakhiri, dan Dewan harus mengambil tindakan yang tepat jika insiden lebih lanjut dilaporkan," menurut laporan itu.
IAEA mengkonfirmasi kepada The Wall Street Journal, insiden telah terjadi di fasilitas nuklir Iran tersebut, tanpa memberikan rincian. IAEA menggambarkan insiden yang melibatkan inspekturnya di Iran tidak dapat diterima.
"Badan segera dan tegas mengangkat masalah ini dengan Iran untuk menjelaskan dengan sangat jelas dan tegas, insiden terkait keamanan yang melibatkan staf Badan tidak dapat diterima dan tidak boleh terjadi lagi," tegasn IAEA.
"Iran telah memberikan penjelasan terkait dengan prosedur keamanan yang diperkuat, setelah kejadian di salah satu fasilitas mereka. Sebagai hasil dari pertukaran antara Badan dan Iran ini, tidak ada insiden lebih lanjut," lanjut IAEA.
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk IAEA Kazem Gharibabadi, mengatakan di Twitter: "Langkah-langkah keamanan di fasilitas nuklir di Iran, wajar, diperketat. Inspektur IAEA secara bertahap membuat aturan dan peraturan baru."
Baca juga:
- Rezim Mali Ingin Datangkan Tentara Bayaran Rusia, Prancis Pertimbangkan Angkat Kaki
- Tak Pandang Perbedaan Partai Politik, Tiga Mantan Presiden AS Bersatu Bantu Pengungsi Afghanistan
- Nasib Kebijakan Vaksinasi COVID-19 Amerika Serikat: Digugat Jaksa Agung Arizona, Diblokir Hakim New York
- Digusur dari Kediamannya, Ribuan Warga Afghanistan Memprotes Kebijakan Taliban di Kandahar
Ini bukan pertama kalinya Iran menghadapi tuduhan pelecehan terhadap inspektur IAEA. Pada 2019, seorang inspektur wanita ditahan di bandara dan dokumen perjalanannya diambil dari Teheran. Iran mengklaim pada saat itu, dia memiliki jejak bahan peledak dan kemudian membebaskannya.
Insiden dugaan pelecehan lainnya terjadi sebelum negosiasi nuklir dimulai pada 2013 sebelum kesepakatan nuklir JCPOA 2015 ditandatangani, menurut The Wall Street Journal.