Muncul Pakar 'Dadakan' Cuap-cuap Keunggulan Vaksin COVID Tertentu, PDIB Minta Pemerintah Tindak Tegas
JAKARTA - Ketua Umum Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) James Allan Rarung mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tidak percaya pada informasi salah atau hoaks mengenai vaksin COVID-19.
James menangkap ada kecendrungan dari warga untuk memilih-milih vaksin jenis apa untuk disuntikan. Misalnya, pendapat dari figur soal vaksin jenis A bagus. Sedangkan vaksin B berbahaya karena banyak yang menderita Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bahkan meninggal.
"Jangan langsung terpengaruh oleh pendapat-pendapat yang mengaku pakar tentang vaksin, dan data-data serta bukti ilmiah tentang vaksin tertentu," kata James dilansir dari Antara, Kamis, 2 September.
Menurutnya, pendapat-pendapat seperti itu jika dibiarkan liar maka pasti mempengaruhi masyarakat. Alhasil, pemerintah dan pemangku kepentingan diminta melakukan komunikasi yang efektif, informasi yang jelas, lengkap dan mudah dipahami pada masyarakat.
Tujuannya agar masyarakat memahami kualitas serta penting dan baiknya mendapat vaksin COVID-19.
Baca juga:
- Baru Capai 26 Persen, Vaksinasi Pelajar di Surabaya Ditargetkan Walkot Eri Cahyadi Tuntas Oktober
- Jokowi Bangun Bendungan Dengan Rp513 Miliar, Denny Siregar: Rp1 Triliun Formula E Hanya Pencitraan Anies
- Sindir Anies Baswedan, Eko Kuntadhi: 2022 Turun Jabatan Tapi Duit Ratusan Miliar untuk Formula E Tidak Jelas
- Kronologi Formula E Jakarta Bermasalah yang Terancam Merugi seperti Montreal
James menuturkan pemerintah juga harus selalu menindak tegas para pakar yang tanpa dasar keilmuan kedokteran tentang vaksin selalu memberikan pernyataan tanpa data dan bukti ilmiah.
Penindakan tegas itu diperlukan agar pelaku tidak memberikan pernyataan-pernyataan yang membuat masyarakat khawatir dan bingung tentang vaksin COVID-19, bahkan sampai menolak vaksinasi.
"Kedua upaya tersebut dilakukan seimbang agar tidak ada sikap memilih-milih vaksin dan bahkan menolak vaksin di tengah masyarakat," demikian James.