Enggan Terburu-buru Akui Rezim Taliban, Rusia Salahkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
JAKARTA - Pemerintah Rusia tidak akan terburu-buru untuk mengakui rezim Taliban di Afghanistan, karena gerakan Taliban dilarang di Rusia, sebut perwakilan khusus Presiden Rusia untuk Afghanistan yang juga Direktur Departemen Asia Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov.
Taliban berhasil memasuki Kabul, ibu kota Afghanistan dan menguasai istana kepresidenan, Minggu 15 Agustus kemarin. Ini memaksa Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara tersebut.
"Kami tidak terburu-buru sejauh menyangkut pengakuan. Kami akan menunggu dan melihat bagaimana cara bertindak," katanya kepada TASS seperti dikutip Senin 16 Agustus.
Tentang pernyataan-pernyataan Taliban, mereka menginginkannya terjadinya alih kekuasaan penuh dan membangun ulang Pemerintahan Afghanistan, Kabulov menyalahkan kondisi yang terjadi pada Presiden Afghanistan.
"Apa yang mereka katakan sekarang harus disalahkan pada Ashraf Ghani, karena menunda-nunda dan menolak mengadakan pembicaraan selama satu tahun penuh. Dia telah kehilangan segalanya," tegas Kabulov .
Kendati demikian, sebagai seorang diplomat Kabulov mengatakan dirinya berharap untuk membangun hubungan persahabatan antara Moskow dan kepemimpinan baru Afghanistan.
"Ini bukan hanya harapan saya. Saya yakin akan hal ini. Rusia akan membangun hubungan dengan mengandalkan materi yang telah kami kumpulkan selama bertahun-tahun," lanjut Kabulov.
Untuk diketahui, Taliban memasuki Kabul Minggu malam tanpa bentrokan bersenjata dan telah membangun kendali atas kantor-kantor pemerintah yang dikosongkan oleh pasukan Afghanistan, memegang kendali atas kota itu akan terbentuk dalam beberapa jam, sebut TV Al Arabiya.
Baca juga:
- Akui Kemenangan Taliban, Presiden Afghanistan: Sekarang Mereka Bertanggung Jawab
- AS Kirim 1.000 Pasukan dari Satuan Legendaris Perang Dunia II ke Afghanistan, Menlu Blinken: Ini Bukan Vietnam
- Taliban Kuasai Kabul, PM Inggris: Keputusan AS Menarik Pasukan Ikut Mempercepat
- Dokumen Keuangan Bocor, Hamas Disebut Memiliki Portofolio Investasi Luar Negeri Senilai Rp7,6 Triliun
Taliban mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh saluran televisi tersebut,tidak ada operasi tempur yang sedang berlangsung di ibu kota negara itu dan kelompok itu telah menguasai seluruh Afghanistan.
"Taliban melancarkan serangan ke Kabul dari segala arah pada Minggu pagi. Penjabat Menteri Dalam Negeri Afghanistan Abdul Sattar Mirzakwal mengumumkan dalam siaran langsung saluran TV Tolo News bahwa "penyerahan kekuasaan akan dilakukan secara damai."