Balas Serangan Udara AS: Taliban Tingkatkan Serangan di Kota-kota Besar, Incar Kandahar dan Herat
JAKARTA - Militan Taliban mengubah strategi serangan gerilyanya, dari menargetkan pedesaan di Afghanistan, menjadi kota-kota provinsi sebagai reaksi atas serangan udara Amerika Serikat (AS).
Ini diungkapkan oleh tiga komandan Taliban. Peningkatan kampanye militer Taliban ini bertujuan untuk mengalahkan pasukan pemerintah, seiring dengan proses penarikan pasukan koalisi pimpinan AS yang akan selesai bulan depan.
Seorang komandan regional AS mengatakan akhir bulan lalu, pihaknya telah meningkatkan serangan udara untuk melawan serangan Taliban yang meningkat, sebuah langkah yang dikutuk oleh kelompok Taliban.
Pertempuran sangat sengit pecah di dalam kota Herat, dekat perbatasan barat dengan Iran, Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand di barat daya dan Kandahar di selatan, sebagai respon atas serangan udara yang dilakukan.
Tiga komandan Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, mereka fokus untuk merebut Herat dan Kandahar, dengan Lashkar Gah di depan mata.
"Mullah Yaqoob berpendapat bahwa ketika AS tidak memenuhi komitmen mereka, mengapa Taliban harus mengikuti kesepakatan itu?" kata salah satu komandan, yang berbasis di Kandahar, mengacu pada panglima militer kelompok itu, seperti mengutip Reuters Jumat 6 Agustus.
"Mullah Yaqoob telah memutuskan untuk menangkap Kandahar dan Herat dan sekarang Helmand dan kemudian bisa Kunduz, Khost atau provinsi lainnya," lanjut komandan itu, mengatakan argumen pemimpin militer telah memenangkan kantor politik kelompok itu.
Mullah Yaqoob yang dimaksud adalah putra tertua dari Mullah Mohammed Omar, komandan mujahidin Afghanistan, sekaligus pendiri Taliban yang juga mantan Pemimpin Tertinggi Afghanistan.
Seorang juru bicara Taliban tidak menanggapi permintaan komentar. Negosiator Taliban Suhail Shaheen mengatakan kepada Reuters, kelompok itu melanjutkan kebijakannya untuk menguasai daerah pedesaan dan menerapkan Syariah Islam di sana, daripada berfokus pada kota.
Sebelumnya, Taliban menyebut mereka akan fokus pada penyeberangan perbatasan yang menguntungkan dan daerah pedesaan yang luas, meskipun mereka telah mengepung dan kadang-kadang memasuki ibu kota provinsi.
Taliban melancarkan serangan nasional besar-besaran sejak April, sesaat setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan penarikan pasukannya secara bertahap hingga September mendatang, sementara pembicaraan damai di Doha, Qatar gagal membuat kemajuan substansif.
"Operasi di Kandahar dan Herat sangat penting bagi kami dan prioritas kami adalah merebut dua bandara atau pangkalan udara penting di Kandahar dan Herat," sebut komandan Taliban di Kandahar.
Pejabat dan ahli mengatakan, mereka melihat tanda-tanda perubahan strategi Taliban sudah sejak bulan lalu.
"Taliban mendorong ibu kota provinsi, tidak hanya untuk memberikan tekanan tetapi untuk merebut mereka," terang Asfandyar Mir, seorang analis Asia Selatan dari Universitas Stanford.
"Bukti utama adalah tingkat pelanggaran mereka terhadap kota-kota ini. Pertempuran tidak lagi terbatas di pinggiran. Perubahan strategi Taliban ini telah diformalkan setelah Idulfitri, meskipun pasukan Taliban memberikan tekanan serius di Kandahar bahkan sebelum Idulfitri," paparnya.
Kandahar dan Herat adalah kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan berdasarkan populasi. Para ahli mengatakan, jatuhnya kedua kota itu akan menjadi pukulan politik besar bagi pemerintah dan berpotensi memicu penataan kembali besar-besaran yang mendukung Taliban.
"Perebutan Kandahar sangat berarti bagi Taliban. Itu adalah ibu kota mereka dan menduduki kota itu merupakan dorongan moral yang besar bagi Taliban. Ini adalah sesuatu yang mereka hargai dan demi Kandahar, Taliban bersedia mengambil risiko kemarahan internasional," sebut sumber diplomatik Asia yang memerhatikan masalah Taliban.
"Fakta bahwa mereka menyerang (kota-kota) adalah reaksi tajam terhadap serangan udara yang ditawarkan oleh AS. Taliban telah membuktikan, sekarang mereka tidak akan berhenti dengan mengontrol titik perdagangan," sebut pejabat keamanan Barat secara terpisah.
Baca juga:
- Makin Memprihatinkan, Sydney Kembali Catat Rekor Infeksi Harian COVID-19
- Nilai Pembunuhan Presiden Moise Kejahatan Global: Haiti Surati Sekjen PBB, Minta Bantuan Penyelidikan
- China Catat Rekor Kasus Infeksi Harian COVID-19 Tahun Ini, 20 Pejabat yang Dinilai Lalai Dipecat
- Presiden Biden Tawarkan Tempat Perlindungan Bagi Warga Hong Kong, China: Sangat Mencampuri Urusan Dalam Negeri
Tidak jelas apakah serangan udara AS akan berlanjut setelah pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka. Sementara, seorang juru bicara pasukan AS di Afghanistan dan kedutaan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Untuk diketahui, para ahli dan pejabat mengatakan, untuk saat ini Taliban kesulitan untuk mengambilalih Kabul daripada ibu kota provinsi. Tetapi, mereka dapat meningkatkan pemboman dan serangan untuk merusak keamanan dan moral publik.