Bagikan:

JAKARTA - Sebuah ledakan di dekat kantor badan keamanan utama Afghanistan melukai tiga orang pada Hari Rabu, beberapa jam setelah serangan bom dan senjata di kediaman Menteri Pertahanan Afghanistan.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil dan senjata pada Selasa malam di rumah penjabat Menteri Pertahanan Bismillah Mohammadi. Sementara, tidak ada klaim langsung untuk ledakan Hari Rabu, mengutip Reuters 4 Agutus.

Mohammadi selamat dari serangan di kompleksnya di bagian Kabul yang dijaga ketat, tetapi kekerasan itu merupakan ilustrasi nyata dari memburuknya keamanan ketika pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS), berangsur-angsur menyelesaikan penarikan mereka yang akan berakhir pada September mendatang. Sementara, Taliban mulai merebut berbagai wilayah di negara tersebut.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, kelompoknya menargetkan kediaman menteri pertahanan saat pertemuan penting sedang berlangsung di sana. Sementara, pasukan pemerintah memerangi para penyerang selama lebih dari empat jam, dengan Kementerian Dalam Negeri mengatakan sedikitnya delapan warga sipil tewas dan 20 terluka.

Ledakan pada Hari Rabu di dekat fasilitas Direktorat Keamanan Nasional melukai dua warga sipil dan seorang pejabat keamanan, kata polisi.

Taliban meningkatkan kampanye mereka untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS sejak April ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang. Pertempuran sengit pecah di sekitar kota Herat, dekat perbatasan barat dengan Iran, dan Lashkar Gah dan Kandahar di selatan.

Terpisah, seorang juru bicara militer Afghanistan mengatakan keadaan darurat telah diumumkan di Lashkar Gah dan pasukan pemerintah mendapatkan bala bantuan dan dukungan udara AS.

"Pasukan khusus telah dikirim ke daerah itu. Semangat mereka bagus," kata juru bicara angkatan bersenjata Jenderal Ajmal Omar Shinwari kepada Reuters.

Untuk diketahui, hilangnya Lashkar Gah akan menjadi pukulan besar bagi pemerintah, yang telah berjanji untuk mempertahankan pusat-pusat strategis setelah kehilangan banyak distrik pedesaan ke Taliban dalam beberapa bulan terakhir.