Korea Selatan dan AS Bakal Gelar Latihan Perang Bulan Ini, Adik Kim Jong-un Keluarkan Ultimatum
JAKARTA - Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Kore Utara Kim Joong-un mengeluarkan ultimatum terkait dengan rencana Korea Selatan menggelar latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS) bulan ini.
Seperti dikutip Reuters Minggu 1 Agutus dari KCNA, Kim Yo-jong menyebut rencana latihan bersama tersebut busa merusak rencana untuk memperbaiki dan membangun kembali hubungan dua Korea.
Ia pun menyinggung, kesepakatan untuk memulihkan hotline antara kedua negara pekan lalu,
tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang lebih dari menghubungkan kembali hubungan 'fisik', dan akan 'tidak bijaksana' untuk mengasumsikan konferensi tingkat tinggi (KTT) kedua negara sudah dekat.
"Pemerintah dan militer kami akan terus mengawasi apakah Korea Selatan melanjutkan latihan perang yang agresif, atau membuat keputusan besar. Harapan atau keputusasaan? Itu bukan terserah kami," ujarnya.
Sebelumnya, juru bicara Pentagon John Supple meniadakan kemungkinan menunda latihan militer gabungan AS-Korea yang dijadwalkan pada Agustus, setelah puluhan anggota parlemen Partai Demokrat (DP) Korea Selatan yang berkuasa meminta penundaan.
"Tidak ada perubahan pada jadwal acara pelatihan yang kami rencanakan. Kesiapan militer adalah prioritas utama menteri pertahanan. Acara pelatihan militer gabungan kami adalah metode utama untuk memastikan kesiapan aliansi gabungan kami," terang Supple kepada Radio Free Asia seperti melansir Koreajoongangdaily 4 Juli.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sebelumnya mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19 terkait rencana latihan militer antara Seoul dengan Washington. Kendati, latihan militer gabungan tahun ini kemungkinan digelar dalam skala yang lebih keci.
Mengutip Korea Times 30 Mei, Presiden Moon menyebut sulit untuk melakukan latihan lapangan yang emlibatkan sejumlah besar personil militer kedua negara, di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung saat ini.
Untuk diketahui, Latihan reguler antara Seoul dan Washington telah lama menjadi sumber permusuhan di Semenanjung Korea, dengan Korea Utara menyebutnya sebagai latihan invasi dan menanggapi dengan uji coba rudal, mengutip AP 2 Agustus. Kendati, Korea Selatan dan AS telah berulang kali mengatakan latihan mereka bersifat defensif.
Baca juga:
- Punya Koleksi Tank Panther Nazi hingga Senjata Anti-serangan Udara, Pria Ini Terancam Dihukum Pengadilan
- Layanan Berbagi Taksi AI Diluncurkan di Prefektur Kyoto
- Pomato: Tanaman Hibrida yang Bisa Membantu Pemenuhan Kebutuhan Pangan
- Korea Selatan Bakal Miliki Pelabuhan Berbasis Hidrogen Tahun 2040 Mendatang
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Selatan dan AS telah membatalkan atau mengurangi beberapa latihan mereka untuk mendukung upaya diplomatik guna mengakhiri krisis nuklir Korea Utara atau karena pandemi COVID-19.
Ditanya tentang prospek latihan musim ini, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Boo Seung-chan mengatakan, pada briefing Kamis (pekan lalu) Seoul dan Washington sedang meninjau faktor-faktor seperti status pandemi saat ini hingga upaya untuk mencapai denuklirisasi di Semenanjung Korea.