Jepang dan IAEA Sepakati Pemantauan Pembuangan Air Radioaktif dari Fukushima
JAKARTA - Pemerintah Jepang dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyepakati kerja sama untuk memantau renana pembuangan air radioaktif, yang diolah Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut, Kamis 8 Juli waktu setempat.
Melansir Kyodo News Jumat 9 Juli, Jepang melihat keterlibatan pengawas nuklir PBB sebagai hal yang penting dari sudut pandang memastikan kredibilitas dan transparansi dalam proses pemantauan, kata Kementerian Luar Negeri Jepang.
Dianggap memiliki arti penting, kesepakatan kerja sama pemantauan ini terjalin di tengah penentangan dan kekhawatiran negara-negara tetangga Jepang, terkait pembuangan air yang sudah diolah ke Samudra Pasifik.
"Berdasarkan kesepakatan itu, Jepang dan IAEA akan bekerja sama dalam meninjau keamanan dan peraturan pembuangan air serta dalam mengevaluasi efek pelepasan ke laut," sebut pihak kementerian.
Nantinya, akan ada satuan tugas yang dibentuk di sekretariat IAEA untuk memberikan dukungan, mencakup sekelompok ahli yang diakui secara internasional, dipilih oleh badan tersebut dari negara-negara anggotanya, menurut kementerian tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah Jepang pada Bulan April memutuskan untuk melepas air yang telah terakumulasi di pembangkit Fukushima setelah melewati pengolah, lantaran kehancuran inti pembangkit kerena bencana gempa bumi dan tsunami pada Maret 2011 silam.
Air yang dipompa ke dalam reaktor yang rusak di pabrik Fukushima Daiichi untuk mendinginkan bahan bakar yang meleleh, dicampur dengan hujan dan air tanah, diolah menggunakan sistem pemrosesan cairan canggih.
Proses menghilangkan sebagian besar bahan radioaktif kecuali tritium, yang dikatakan menimbulkan sedikit risiko kesehatan dalam konsentrasi rendah.
Untuk diketahui, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi pada April lalu berharap, ahli nuklir Korea Selatan akan berpartisipasi dalam pemantauan pengawas nuklir PBB, terkait rencana pelepasan air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima oleh Jepang.
Ini disampaikannya dalam wawancara dengan Kantor Berita Yonhap, terkait dengan pelibatan Korea Selatan dalam tim verifikasi IAEA, di tengah meningkatnya kekhawatiran lantaran air radioaktif yang akan dibuang Jepang ke Samudra Pasifik mengandung Tritium.
"Saya harap begitu. Ada banyak bakat di negara Anda, terutama di bidang ini, di mana Korea Selatan adalah salah satu negara terkemuka di dunia, di bidang energi nuklir, ilmu nuklir dan teknologi nuklir," kata Grossi, melansir Korea Times, Rabu 21 April.
"Saya yakin itu akan mencakup tim yang kaya dan kuat. Kolaborasi para ahli dari negara Anda akan sangat berharga," tambah Grossi sambil menambahkan akan menginformasikan Seoul.
Baca juga:
- Tegaskan Netralitas, IAEA Ajak Korea Selatan Bergabung dalam Tim Verifikasi Air Radioaktif Fukushima
- China Prihatin Pembuangan Air Radioaktif Fukushima ke Samudra Pasifik
- Putuskan Buang 1,3 Juta Ton Air Radioaktif ke Laut, Ini yang akan Dilakukan Jepang
- 11 Maret dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Sebabkan Bencana Nuklir Fukushima, Terparah dalam Sejarah Jepang
Grossi menegaskan sebagai badan teknis internasional, organisasinya tdak memihak siapa pun dalam masalah pelepasan air radioaktif dari Fukushima ini.
"Misi yang kami miliki adalah, memastikan, mengesahkan seluruh operasi sebelum, selama pelaksanaan dan setelah penilaian, sejalan dengan standar yang diakui secara internasional," paparnya.