Sukses Kurangi Emisi dan Degradasi Hutan, Gabon Bakal Dapat Rp2,1 Triliun

JAKARTA - Gabon sukses menjadi negara Afrika pertama yang memeroleh kompensasi dana segar, setelah sukses mengurangi emisi karbon dan degradasi hutan. 

Kompensasi sebesar 14 juta euro atau sekitar Rp240.187.382.540, didasarkan pada penilaian independen terhadap upaya negara tersebut untuk mengurangi emisi CO2 pada tahun 2016 dan 2017.

Pembayaran berbasis hasil ini merupakan bagian dari kesepakatan terobosan antara Gabon dengan Central African Forest Initiative (CAFI), yang diluncurkan pada tahun 2015 oleh PBB dan didukung para donor, termasuk Pemerintah Norwegia.

Kesepakatan berdurasi 10 tahun yang ditandatangani pada 2019 ini, dapat membuat negara itu menerima hampir 126 juta euro atau sekitar Rp2.161.686.442.860 jika memenuhi targetnya untuk mengurangi emisi karbon hingga setengahnya pada tahun 2025.

Ilustrasi hutan di Gabon. (Wikimedia Commons/VIGNA christian)

"Ini adalah pertama kalinya sebuah negara Afrika diberi penghargaan karena mengurangi emisi terkait hutan di tingkat nasional," kata Sveinung Rotevatn, Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia seperti mengutip Euronews 24 Juni.

"Sangat penting bagi Gabon untuk mengambil langkah pertama ini. Negara ini telah menunjukkan bahwa dengan visi, dedikasi, dan dorongan yang kuat, pengurangan emisi dapat dicapai di hutan Lembah Kongo," lanjutnya.

Hutan Gabon menutupi 88 persen negara dan merupakan rumah bagi satwa liar yang unik, termasuk 60 persen gajah hutan yang tersisa di dunia. Pohon-pohon menyerap total 127 juta ton CO2 setiap tahun, setara dengan menghilangkan 30 juta mobil dari jalan dunia.

Untuk melestarikan hutan hujannya, Gabon ini telah menciptakan 13 taman nasional sejak awal 2000-an. Sejak tahun 1990, laju deforestasi secara historis terendah di wilayahnya - kurang dari 0,08 persen.

Ilustrasi Gabon (Wikimedia Commons/Mleal001)

Ini berarti, mengurangi emisi karbon dengan melindungi hutan adalah tugas yang sulit, tetapi hal itu tidak menghentikan negara untuk memperkenalkan target yang ambisius.

Menteri Air dan Hutan, Laut dan Lingkungan Gabon, Profesor Lee White mengatakan, dana kompensasi pertama yang diterima negaranya, akan digunakan untuk membantu membiayai proyek pelestarian hutan lebih lanjut.

"Ini juga membuka jalan bagi Gabon untuk menyelesaikan sistem yang akan diperlukan, untuk memungkinkan negara ini secara resmi menjual kredit karbon di masa depan," terangnya.

Uang tersebut akan digunakan untuk investasi di sejumlah proyek untuk mengurangi emisi karbon termasuk kehutanan masyarakat, penelitian ilmiah dan sistem yang mendukung kawasan lindung. 

White menambahkan, pengakuan CAFI terhadap upaya negara itu menggembirakan, karena mereka adalah referensi global untuk jenis pembayaran ini.

"Kami bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan mekanisme pembayaran, yang memungkinkan kami menstabilkan hutan, membalikkan deforestasi dan degradasi hutan di negara-negara HFLD (hutan tinggi/deforestasi rendah), daripada sekadar memperlambat deforestasi," pungkasnya.