JAKARTA - Sebanyak 32 anggota Parlemen Kongo tewas terinfeksi COVID-19, akibat meremehkan virus corona dengan mengabaikan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak.
Wakil Presiden Parlemen Kongo menyebut, jumlah tersebut mencapai 5 persen dari total anggota parlemen. Kendati, secara resmi Kongo melaporkan angka infeksi dan kematian akibat COVID-19. Bahkan, lingkar terdekat Presiden Felix Tshisekedi pun ada yang tewas karena COVID-19.
"Pembaruan terakhir yang diumumkan oleh pemerintah melaporkan 31.248 kasus yang dikonfirmasi dan 780 kematian, di antaranya 32 anggota parlemen," kata Jean-Marc Kabund, wakil presiden pertama majelis rendah parlemen Kongo seperti melansir Reuters, Jumat 28 Mei. Pernyataan itu dibuat kepada rekan kerja pada Hari Kamis, dan staf Kabund membagikan video pada Hari Jumat.
Kondisi yang tidak terlalu mengejutkan, melihat anggota parlemen sering bepergian tanpa menggunakan masker, berkumpul dalam jumlah besar, hingga berteriak-teriak saat berdebat.
Pada Bulan Desember, anggota parlemen dan orang lain di gedung parlemen saling melempar kursi dan ember selama perkelahian yang disebabkan oleh keretakan antara Presiden Felix Tshisekedi dan pendahulunya, Joseph Kabila. Saat itu, kebanyak yang hadir menggunakan masker di bawah dagu.
Awal bulan ini, Tshisekedi menggelar makan malam dengan pendukungnya di Kota Kolwezi. Sambil bercanda, ia menyebut mereka yang hadir malam itu melanggar jam malam yang diberlakukan karena pandemi.
"(Tapi) hari ini Anda memiliki izin (berkumpul dan melanggar jam malam," selorohnya.
Kongo juga sempat menggulirkan program vaksinasi, namun kemudian terhenti dengan isu keamanan vaksin AstraZeneca yang mereka gunakan. Akibatnya, sekitar 75 persen dari 1,7 juta dosis yang diterima pada bulan Maret dialokasikan kembali pada bulan berikutnya untuk memastikan dosis tersebut digunakan sebelum kedaluwarsa.
BACA JUGA:
Akibatnya, banyak warga yang meragukan keamanan vaksin COVID-19 yang akan diberikan. Dari sekitar 80 juta populasi Kongo, baru 19.597 orang yang divaksin sejak peluncuran program vaksinasi pada 19 April lalu.