Rencana Perobohan Patung Raja Leopold II di Belgia untuk Dosa Masa Lalunya
Patung Raja Leopold II (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Gerakan antirasisme kian meluas ke seluruh pelosok dunia. Setelah pengunjuk rasa di Bristol Inggris merobohkan patung pedagang budak abad ke-17, Edward Colston, kini giliran patung Raja Belgia Leopold II yang jadi sasaran.

Dilansir Reuters, ide ini muncul dari seorang anggota parlemen di Brussel. Leopold II, dikatakannya memiliki dosa masa lalu. Ia dikenal sebagai otak penjajahan Republik Kongo dan disebut telah membunuh serta melukai jutaan orang di Kongo.

Atas dasar itu, anggota parlemen mendesak diadakannya debat terkait tindakan apa yang tepat untuk patung tersebut. Tak lama berselang, jawaban muncul dari Sekretaris Negara Belgia, Pascal Smet. Dirinya memberikan pandangan bahwa diskusi boleh berlangsung. Tapi, diskusi harus selesai tahun depan dan wajib menghadirkan para ahli juga orang-orang berlatar belakang Afrika.

“Kami mendukung pergerakan BLM, serta kami telah andil dalam 60 tahun kemerdekaan Kongo. Dan kami telah berada dalam kerangka waktu yang berbeda sekarang,” katanya.

Smet juga mengungkap, dirinya akan mematuhi hasil diskusi, termasuk jika kesimpulannya adalah merobohkan patung. Meski begitu, ada opsi lain yang bisa membuat mereka tetap mempertahankan patung, bahwa patung tersebut adalah pengingat masa lalu kolonialisme Belgia.

"Kami membutuhkan waktu. Tetapi tidak terlalu lama karena selalu ada bahaya dengan debat seperti itu, bahwa Anda mulai berbicara dan Anda tidak pernah berhenti berbicara," tambahnya.

Sejarah mengungkap, Kongo yang hari ini berdaulat, dulunya merupakan kekuasaan pribadi Raja Leopold. Penguasaan itu menjadikan Kongo sebagai sumber kekayaan Belgia dari tahun 1885-1908. Belum lagi, selama berkuasa, sebagaimana yang diungkap Adam Hochschild, penulis buku laris King Leopold’s Ghost, setengah populasi Kongo musnah di bawah pemerintahan Leopold.