Polisi Australia Tangkap Dua Wanita Pelaku Perusakan Patung James Cook
Ilustrasi foto (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Gelombang aksi Black Lives Matter meluas tak hanya menyuarakan aksi rasisme. Bersamaan dengan itu, banyak patung-patung tokoh perbudakan juga dirusak karena dianggap turut melanggengkan rasisme. Kini, salah satu patung yang dirusak pengunjuk rasa ialah penjelajah terkenal asal Inggris Kapten James Cook di Sydney, Australia, pada Minggu, 14 Juni. 

Polisi bertindak cepat menangkap dua orang wanita pelaku yang melakukan perusakan patung penjelajah yang memimpin kapal pertama dari Barat dan mencapai pantai timur Australia. Melansir Reuters, keduanya ditangkap atas upaya cepat kepolisian setempat setelah mendapat laporan terkait vandalisme patung Cook di Hyde Park.

Kepolisian juga telah menemukan bukti keterlibatan kedua wanita tersebut lewat tas yang mereka bawa. Masing-masing terdapat sejumlah kaleng cat semprot. “Kedua perempuan ditemukan dengan tas berisi sejumlah kaleng cat semprot,” kata polisi Sydney.

Oleh sebab itu, keduanya tidak mendapat hak uang jaminan. Bahkan, keduanya juga dikenakan tuntutan perusakan properti. Tak heran, polisi mulai berjaga-jaga kembali disekitar patung agar kejadian serupa tak terulangi. Apalagi, pada hari yang sama, petugas kebersihan telah turun tangan membersihkan patung Cook dari coretan grafiti.

Dalam dua pekan terakhir, aksi unjuk rasa yang menyuarakan antirasisme telah meluas ke seantero Australia. Unjuk rasa yang awalnya memprotes sikap rasisme yang terjadi di negara barat terkait tewasnya pria kulit hitam George Floyd, menjadi fokus dengan menuntut seluruh patung-patung tokoh perbudakan yang memiliki dosa masa lalu di Australia dirobohkan.

Untuk itu, Australia mulai mengikuti jejak negara-negara lainnya dalam rangka menuntut penurunan patung yang memiliki dosa masa lalu melanggengkan rasisme. Beberapa di antaranya ada patung Cecil Rhodes di inggris, Christopher Columbus di AS, dan Raja Leopold II di Belgia.

Sementara itu, di negeri tetangga Selandia Baru, suku Maori telah mengacam keras meminta pemerintah untuk menurunkan patung John Hamilton. Sosok Hamilton bagi mereka tak layak untuk dikenang karena terlibat dalam penganiayaan dan pembunuhan terhadap penduduk asli Selandia Baru, Suku Maori.