Bagikan:

JAKARTA - Demonstrasi menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja berujung ricuh. Ratusan orang ditangkap dan beberapa fasilitas publik dirusak.

Berdasarkan catatan kepolisian, sekitar 450 orang sudah diamankan selama dua hari sejak 7 Oktober. Mereka disebut merupakan anggota kelompok anarko.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, ratusan orang itu diamankan di tiga wilayah berbeda antara lain, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Selatan.

Sebagian besar dari mereka merupakan pelajar dan pengangguran. Tetapi terkait jumlah secara keseluruhan berapa anak di bawah umur dan pengangguran yang diamankan belum bisa disampaikan.

"Ada indikasi anarko yang bukan orang-orang yang mau demo, mereka ini orang-orang pengangguran kita amankan," kata Yusri, Kamis, 8 Oktober.

Polisi juga mengamankan puluhan orang pagi tadi. Mereka diamankan ketika berkumpul di Palmerah, Pancoran, dan sekitaran gedung DPR.

Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut, dari puluhan yang diamankan sebagaian besar merupakan anak di bawah umur.

"Sejak subuh kami sudah tangkap kurang lebih 40 anak-anak. Termasuk yang ditangkap hari ini kurang lebih 30-an di amankan di kolong jalan layang," kata Sambodo.

Bahkan dari pemeriksaan beberapa di antaranya berasal dari luar Jakarta. Mereka datang ke Jakarta karena merasa terajak dari pesan-pesan yang beredar di media sosial.

"Ada dari Serang, Tangerang, Bogor, Bandung, ada dari Jakarta sendiri. Jadi dari luar kota pada datang ke Jakrta tujuan apa kan ngga jelas juga," papar Sambodo.

Perusakan Fasilitas Umum

Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berujung ricuh dan perusakan oleh masa. Salah satu yang menjadi target perusakan adalah Pos polisi di Monas yang berada dekat gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Massa yang sempat terlibat bentrokan dengan polisi. Massa pendemo mencoba mendekati Istana tapi dihalau oleh aparat kepolisian.

Hingga akhirnya, pos polisi di Monas dibakar massa. Entah siapa yang memulai, tapi api berkobar cepat membakar pos polisi itu. Bahkan, pembatas jalan juga dibakar di tengah jalan oleh pendemo. 

Serupa, pos polisi Patung Kuda Arjuna Wijaya yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta juga menjadi sasaran. Massa aksi membakar pos polisi itu.

Aksi perusakan juga terjadi di Gedung ESDM, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Kaca gedung dipecahkan, sekita 9 mobil yang terparkir tak luput dari aksi perusakan.

Berdasarkan keterangan satpam gedung Kementerian ESDM, ada 30 orang yang masuk dan melakukan perusakan. Saat itu, pegawai dan petugas keamanan yang ketakutan melarikan diri dan mencari perlindungan ke arah belakang gedung.

"Beberapa tas yang berisi laptop dan jaket diambil, dua komputer di lobi gedung ESDM diambil, sisanya masih didata," kata satpam Asnawi di lokasi.

Sasaran perusakan lainnya yakni, halte TransJakarta Bundaran HI. Tempat perhentian bus itu  dibakar massa.  Aksi pembakaran halte yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat terjadi sekitar pukul 17.34 WIB.