PM Boris Johnson Sebut Masyarakat Inggris Belajar Hidup dengan COVID-19
JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menetapkan rencana untuk langkah terakhir pelonggaran penguncian di Inggris pada hari Senin, termasuk panduan tentang jarak sosial, masker wajah dan bekerja dari rumah, kata pemerintah.
Inggris direncanakan akan mengakhiri seluruh pembatasan terkait pencegahan penyebaran COVID-19 pada 19 Juli mendatang. Keputusan mengenai ini dijadwalkan akan ditetapkan pada 12 Juli mendatang.
Data menunjukkan, kasus infeksi COVID-19 belakangan terus meningkat karena pembatasan dilonggarkan, tetapi hubungan dengan rawat inap dan kematian telah dilemahkan oleh program vaksinasi, kata pemerintah.
Orang-orang akan belajar hidup dengan COVID-19 seperti yang sudah mereka lakukan dengan flu, kata PM BorisJohnson, yang berarti bahwa rawat inap, penyakit serius, dan kematian akan terus berlanjut tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada sebelum vaksinasi yang meluas.
"Berkat keberhasilan peluncuran program vaksinasi kami, kami maju dengan hati-hati melalui peta jalan kami," kata PM Boris Johnson dalam sebuah pernyataan, seperti mengutip Reuters Senin 5 Juli.
"Tetapi saya harus menekankan, pandemi belum berakhir dan kasus akan terus meningkat selama beberapa minggu mendatang. Ketika kita mulai belajar untuk hidup dengan virus ini, kita semua harus terus mengelola risiko dari COVID-19 dengan hati-hati dan menerapkan penilaian saat menjalani hidup kita," paparnya.
Data pemerintah menunjukkan, progam vaksinasi COVID-19 di Inggris hingga saat ini sudah menjangkau 86 persen orang dewasa dengan dosis pertama, serta 64 persen dengan dosis kedua hingga Minggu 4 Juli.
Namun, peningkatan kasus infeksi COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan merebaknya varian Delta, langkah terakhir pelonggaran penguncian pun diumumkan ditunda selama empat minggu beberapa waktu lalu, agar semakin banyak orang yang divaksin.
Data dari Public Health England menunjukkan, vaksin sangat efektif dalam mencegah penyakit parah dan rawat inap dari varian ini, kata Pemerintah Inggris.
Sementara itu, Menteri Perumahan Inggris Robert Jenrick mengatakan, penggunaan masker wajah tidak lagi wajib setelah langkah terakhir dalam pelonggaran penguncian
"Ini akan menjadi periode yang berbeda di mana kita sebagai warga negara membuat penilaian ini daripada pemerintah memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan," kata Jenrick kepada Sky News.
Ditanya apakah dia akan berhenti memakai masker jika diizinkan, dia berkata: "Saya akan melakukannya. Saya tidak terlalu ingin memakai masker, saya tidak berpikir banyak orang senang melakukannya, kita akan pindah ke fase meskipun di mana ini akan menjadi masalah pilihan pribadi."
Baca juga:
- Korban Tewas Jatuhnya Pesawat Militer Filipina Bertambah jadi 47 Orang
- Alami Lonjakan Infeksi COVID-19 Varian Delta, Australia Kurangi Jumlah Kedatangan Internasional
- Tegas, Rusia Bantah Tuduhan Peretasan oleh Amerika Serikat dan Inggris
- COVID-19 Varian Delta Merebak di Australia, Sydney hingga Darwin Lockdown Ketat
Terkait perkembangan data penanganan pandemi COVID-19, Jenrick menyebutnya sangat positif.
"Sepertinya kita sekarang dapat bergerak maju dan beralih ke rezim yang jauh lebih permisif, di mana kita menjauh dari banyak penguncian yang telah begitu sulit bagi kita," terang Jenrick.
"Kita harus memastikan bahwa setiap orang dewasa mendapat vaksinasi ganda, karena itu adalah kunci untuk menjaga agar virus tetap terkendali saat kita memasuki musim gugur dan musim dingin," pungkasnya.