Pria Alaska Ini Selamat Setelah Disergap Beruang Coklat Alaska

JAKARTA - Allen Minish tidak akan pernah menyangka, pertemuan singkat selama 10 detik dengan seekor beruang coklat berukuran besar, membuatnya mengalami luka parah. 

Rahangnya hancur, luka tusukan dalam di kulit kepala sehingga dokter menyebut bisa melihat tulangnya, robekan dan banyak jahitan yang membuat harus menjalani operasi selama 4 1/2 jam yang sempat membuat dokter khawatir dengan kondisinya. 

"Saya melihatnya dan dia melihat saya pada saat yang sama, dan itu menakutkan," katanya seperti melansir Korea Times dari AP, Kamis 20 Mei, dari rumah sakit sehari setelah penganiayaan tersebut.

Semua itu bermula dari pertemuan yang sangat singkat, menurutnya hanya 10 detik, saat ia mengejutkan seorang beruang coklat pada Selasa pagi di dekat Richardson Highway, Gulkana, yang terletak sekitar 190 mil timur laut Anchorage, Alaska, Amerika Serikat.

Ketika itu ia sedang mengamati tanah untuk agen real estate di daerah berhutan, terpencil Alaska, memasukkan beberapa nomor ke unit GPS-nya ketika dia melihat ke atas dan melihat beruang coklat besar berjalan sekitar 30 kaki jauhnya.

Ilustrasi beruang. (Joshua J. Cotten/Unsplash)

Hanya dalam waktu sekejap, beruang besar tersebut menyergapnya. Minish mencoba bersembunyi di balik pohon cemara, namun beruang itu mampu menemukannya. Saat hendak menjauhkan beruang dengan tiang pengamatan yang dipakai, dengan enteng beruang tersebut menjatuhkan tiang tersebut, sekaligus menjatuhkan Minish.

Saat dia menerjang di atas, saya meraih rahang bawahnya untuk menariknya pergi. Tapi dia melemparkan saya ke sana, meraih seperempat wajah saya," tuturnya sambil menyebut itu membuatnya mendapat luka tusukan di tangan.

Dia menggigit kecil lalu dia menggigit kedua dan gigitan kedua adalah yang mematahkan tulang. Meremukkan pipi kananku," imbuhnya. 

Saat beruang itu melepaskannya, Minish menoleh ke tanah dan meletakkan tangannya di atas kepalanya. Dan kemudian beruang itu pergi begitu saja.

Dia menduga beruang itu pergi karena dia tidak lagi menganggap Minish sebagai ancaman. Sejenak ia pun mencoba memerhatikan kondisinya. 

"Saya menyadari saya dalam kondisi yang sangat buruk karena saya memiliki semua darah ini di mana-mana," tukasnya.

Dia menelepon 911 melalui ponselnya. Saat dia berbicara dengan petugas operator, dia melepas rompi surveyor dan kausnya untuk membungkus kepalanya agar darah tidak terus mengalir.

Sebelum bantuan tiba, dia khawatir beruang itu akan kembali untuk menghabisinya. 

"Saya terus mendengar hal-hal, tetapi setiap kali saya mencoba mencondongkan tubuh untuk melihat sekeliling, saya menjadi pusing karena kehilangan darah. Beruang itu tidak kembali, jadi saya hanya berbaring di sana dan khawatir tentang itu," tuturnya.

Kemudian dia menunggu 59 menit sampai bantuan datang. Dia tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan, karena dia kemudian memeriksa catatan ponselnya untuk berapa lama dia diberitahu untuk tetap di telepon dengan operator sampai penyelamatan tiba.

Ilustrasi beruang. (Richard Lee/Unsplash)

Pada satu titik, dia dapat memberikan koordinat yang tepat dari unit GPS-nya kepada operator, tetapi itu pun sulit.

"Butuh beberapa saat untuk memberi mereka itu karena saya memiliki begitu banyak darah yang mengalir ke mata saya dan ke GPS, saya terus harus menghapus semuanya," kenang Minish.

Dia mengatakan salah satu penyelamat memanggilnya pahlawan setelah melihat berapa banyak darah di tanah. Proses evakuasinya pun tidak mudah. Tim penyelamat harus membantunya berjalan sejauh seperempat mil melalui rawa, semak dan pepohonan. Dari sana, dia dibawa ke bandara terdekat dan diterbangkan ke Providence Alaska Medical Center di Anchorage dengan helikopter medis. 

Dari peristiwa ini, Minish yang telah berpengalaman 40 tahun tinggal di Alaska, berdampingan dengan beruang dalam bisnis survei dan teknik miliknya yang membawanya ke alam liar. 

"Satu pelajaran yang dipetik, saya seharusnya memiliki seseorang atau sesuatu bersama saya. Senjata saya tinggal di mobil. Saya kira saya merasa beruntung," pungkasnya.