Tandai Akhir Ramadan, Dubai akan Tembakkan Meriam Idulfitri di Lima Titik
JAKARTA - Otoritas Kepolisian Dubai mengumumkan akan memasang meriam Idulfitri, yang akan ditembakkan sebagai penanda akhir Ramadan 1442 Hijriyah, menyambut datangnya Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriyah.
Polisi Dubai mengumumkan ada lima tempat di sekitar emirat yang akan menjadi lokasi penembakkan meriam Idulfitri. Tradisi yang setiap tahun dinantikan dan disaksikan oleh warga Dubai, namun tahun ini harus dilakukan secara daring, karena pandemi COVID-19.
"Setiap tahun keluarga berkumpul untuk menyaksikan meriam Idulfitri," kata Mayor Abdullah Tarish Al Amimi, Komandan Unit Artileri di Departemen Umum Perlindungan Keamanan dan Darurat, melansir The National News, Rabu 12 Mei.
"Namun, karena pandemi yang sedang berlangsung dan sesuai dengan tindakan pencegahan yang diumumkan terhadap COVID-19, penembakkan meriam Idulfitri hanya dapat dilihat di TV karena tidak ada yang diizinkan berkumpul di lokasi," tukasnya.
Mayor Al Amimi menjelaskan, kelima titik meriam Idulfitri yang disiapkan meliputi, Masjid Agung Zabeel, Masjid Al Salam di Al Barsha, Jalan Al Mamzar, kawasan Burj Khalifa dan Al Mankhool.
Untuk diketahui, nantinya ada dua ledakan menandai dimulainya Idulfitri, menandai akhir Ramadan di hari terakhir puasa. Dua tembakan kemudian ditembakkan lagi pagi hari sebelum dimulainya Salat Idulftri.
Meriam yang digunakan diproduksi di Inggris pada 1940-an dan memiliki jangkauan suara 160 desibel, yang dapat didengar hingga 10 km jauhnya. Warga diminta menjaga jarak setidaknya 30 meter dari meriam, karena suara yang memekakkan telinga.
Baca juga:
- Bukan Beduk, Penanda Waktu Buka Puasa di Kota Ini Pakai Meriam
- Diawali Salam, Pangeran Charles Sampaikan Ucapan Selamat Merayakan Idulfitri
- Masjid di Inggris Sediakan Klinik Vaksinasi COVID-19 untuk Umat Muslim Usai Buka Puasa
- Ramadan 1442 H, Uni Emirat Arab Targetkan Pembagian 100 Juta Makanan di 20 Negara
Menurut protokol, empat petugas mengoperasikan masing-masing meriam. Dua dari mereka berbaris menuju meriam, satu orang bersiaga di depan rumah laras dan yang lainnya memuatnya. Dua petugas tetap di belakang sebagai penjaga meriam dan memberi perintah.
"Meriam ini sangat berharga bagi kami. Mereka berusia sekitar 80 tahun dan pernah digunakan dalam perang sebelumnya. Kami sekarang menggunakannya sebagai tanda perdamaian dan toleransi," tukas Mayor Tarish.