Tahan dan Siksa Warga Sipil, CDF Habisi Tentara Rezim Militer Myanmar di Negara Bagian Chin
JAKARTA - Chinland Defense Force (CFD) kembali berhasil membuat tentara rezim militer Myanmar kocar-kacir, dalam bentrokan terbaru dengan delapan orang tentara Myanmar tewas.
Melansir Myanmar Now, Rabu 5 April, sedikitnya delapan tentara rezim militer Myanmar tewas dalam bentrokan sepanjang Minggu malam hingga Senin malam lalu.
Dibentuk pada awal April dengan etnis Chin dari sembilan kota di Negara Bagian Chin serta dari daerah di luar negara bagian, CDF kembali melancarkan serangan setelah militer mengabaikan peringatan CDF.
CDF memeringatkan dan meminta rezim militer Myanmar untuk membebaskan 60 penduduk setempat yang ditahan. Namun, hal ini tidak dilaksanakan sehingga CDF melakukan serangan.
"Mereka mengancam nyawa orang-orang yang bergabung dengan CDM. Mereka menginterogasi warga sipil. Mereka memukuli mereka. Mereka membuat mereka melakukan lompatan katak dan meninggalkannya di bawah terik matahari," geram juru bicara CDF di Hakha.
"Mereka yang membantu junta militer juga menginformasikan kepada orang-orang yang ikut serta dalam gerakan perlawanan. Para informan juga membuat ancaman pembunuhan terhadap orang-orang. Kami berjuang melawan mereka sehingga mereka akan berhenti melakukan semua hal ini," tegasnya.
Empat tentara pertama tewas dalam pertempuran di pos pemeriksaan dekat pos militer. Kemudian pada Senin malam pukul 11 malam, para pejuang CDF menyergap pos pemeriksaan lain di persimpangan lalu lintas No. 6, menewaskan empat lainnya dan melukai 10 tentara lainnya.
"Pertempuran itu berlangsung sekitar setengah jam. Kami menyerang mereka ketika mereka tidak mengharapkan kami, jadi mereka tidak berani menembak kami kembali," ungkap juru bicara CDF.
CDF mengklaim tidak ada kematian di pihaknya dalam kedua bentrokan tersebut. Myanmar Now tidak dapat memverifikasi klaim grup tersebut. Juru bicara militer tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Sebelumnya, CDF mengatakan pihaknya menewaskan sekitar 30 tentara rezim militer Myanmar dan tidak menderita korban sendiri, selama empat hari pertempuran di Mindat akhir bulan lalu.
Pemimpin protes antikudeta rezim militer Myanmar dari Mindat Nway Oo Zalat menuturkan, keberhasilan CDF membuat banyak tentara Myanmar tewas dan ditahan adalah, faktor pendadakan dan penyergapan yang dilakukan di daerah pegunungan.
"Karena kami adalah pemburu, kami sangat akrab dengan wilayah kami. Kami juga berpikiran kuat dalam keyakinan kami. Kami sangat bersatu," singkatnya.
Baca juga:
- Rezim Militer Resmikan Rumah Sakit Mewah, Tarifnya Kamarnya Kemahalan untuk Warga Myanmar
- Diboikot di Dalam Negeri, Rezim Militer Myanmar Terima 500 Ribu Dosis Vaksin COVID-19 dari China
- Etnis Bersenjata KIA Klaim Tembak Jatuh Helikopter Militer Myanmar
- Tiga Bulan Kudeta Rezim Militer Myanmar: Tiga Ledakan Guncang Yangon, 764 Pengunjuk Rasa Tewas
Kemudian, pada Hari Senin sore, delapan truk militer yang melakukan perjalanan ke Negara Bagian Chin di sepanjang jalan Tilin-Gangaw diserang dengan ranjau rakitan. Penduduk setempat percaya truk itu datang dari Kalay dan sedang menuju Hakha.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.