Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi: Dorong Digitalisasi Transmigrasi untuk Gen Z dan Milenial

JAKARTA - Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi mendorong generasi Z serta milenial mengikuti program transmigrasi untuk memajukan masa depannya. Ia menegaskan program transmigrasi dari kalangan generasi muda masih relevan di era digital ini.

“Banyak orang yang beranggapan apakah Kementerian Transmigrasi masih relevan di era gen Z ini? pada 2024 ini saja ada 7.000 Kepala Keluarga (KK) yang sudah mendaftar (program transmigrasi),” ucap Viva Yoga saat berbincang dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn, yang tayang pada Rabu, 25 Desember 2024.

Menurut Viva Yoga, dari 7.000 KK yang mendaftar program transmigrasi, sebanyak 121 KK di antaranya sudah diberangkatkan ke wilayah tujuan transmigrasi. Warga transmigran yang berjumlah total 500 jiwa tersebut berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Ada yang dibawa ke Kalimantan Barat dan Sumatera Barat. Untuk warga transmigran dari Jawa Timur dibawa ke Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara,” kata Viva Yoga.

Program transmigrasi kembali menjadi perhatian di era Pemerintahan Prabowo Subianto setelah memecah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjadi dua kementerian. Kementerian Transmigrasi dibentuk untuk mendorong pemerataan pembangunan. Apalagi program transmigrasi telah melahirkan 1.567 ibu kota desa, 416 kecamatan, 146 kabupaten/kota, serta 3 ibu kota provinsi. “Ketiga ibu kota provinsi itu ada di Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan,” ucap Viva Yoga, yang lebih senang disapa “Mas Wamen” ini.

Viva Yoga mengatakan untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap program transmigrasi, Kementerian Transmigrasi merancang program digitalisasi kawasan transmigrasi. Program tersebut salah satunya menyediakan akses internet pada sektor pendidikan, ekonomi, dan kesehatan, di kawasan transmigrasi.

“Seringkali ada pertanyaan, di kawasan terpencil begitu bagaimana dengan sinyal (telepon seluler)? bagaimana dengan internet? Kami memastikan itu menjadi bagian penting dari peningkatan ilmu masyarakat di wilayah transmigrasi,” katanya. “Jadi, harus ada internet yang menjadi tools dalam program transmigrasi ini agar bisa berhasil.”

Upaya lain untuk mendorong generasi Z dan milenial bergabung pada program transmigrasi adalah dengan menyediakan beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Menurut Viva Yoga, program yang bernama “Beasiswa Patriot” ini mensyaratkan alumninya ikut serta terlibat mengelola dan memajukan kawasan transmigrasi. “Tidak hanya menjadi penyuluh, mereka juga bisa menjadi pelaku usaha. Tergantung basic keilmuannya apa,” kata Viva Yoga yang tak lain Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Viva Yoga Mauladi foto bersama dengan Eddy Wijaya usai wawancara. (DokEddy Wijaya)

Program Transmigrasi untuk Ekonomi dan Perlindungan Wilayah

Kepada Eddy Wijaya, Viva Yoga Mauladi mengatakan pembentukan Kementerian Transmigrasi di era Presiden Prabowo bertujuan untuk mendorong pengelolaan negara yang lebih terperinci. “Karena Indonesia punya banyak pulau, kemudian dikelilingi 2 per 3 lautan dan jumlah penduduknya 280 juta. Jadi, harus dikelola secara detail. Beda dengan negara-negara tetangga yang memiliki jumlah penduduk yang kecil,” ujar Viva Yoga.

Oleh karenanya, Viva Yoga mengatakan, Presiden Prabowo berharap seluruh wilayah harus dilindungi dengan berbagai kebijakan. Salah satunya melalui program transmigrasi dengan menempatkan warga di setiap wilayah. “Adanya perpindahan penduduk secara sukarela dari daerah padat ke daerah yang longgar, maka daerah tersebut terlindungi dan terjaga keamanannya,” kata pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 30 Mei 1968 tersebut.

Selain keamanan wilayah, Viva Yoga melanjutkan, motivasi Presiden Prabowo dalam program transmigrasi adalah pengentasan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup warga. Oleh karenanya, terdapat bantuan dana antara Rp 200 hingga 300 juta pada satu tahun pertama dan jaminan tanah untuk warga transmigran. “Setiap warga transmigran akan mendapat dua hektare tanah dengan rincian, satu hektare untuk rumah serta pekarangan yang dibangunkan pemerintah, dan satu hektar lainnya untuk ladang atau persawahan,” ucapnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 1995-1997 itu menambahkan, Presiden Prabowo juga menitip amanah agar program transmigrasi sejalan dengan kebijakan food estate yang menarget swasembada pangan. “Jadi, setiap kawasan transmigrasi itu akan menjadi sentra produksi pangan terutama beras,” kata Viva Yoga.

Siapa Eddy Wijaya Sebenarnya, Begini Profilnya

Sosok Eddy Wijaya adalah seorang podcaster kelahiran 17 Agustus 1972. Melalui akun YouTube @EdShareOn, Eddy mewawancarai banyak tokoh bangsa mulai dari pejabat negara, pakar hukum, pakar politik, politisi nasional, hingga selebritas Tanah Air. Pria dengan khas lesung pipi bagian kanan tersebut juga seorang nasionalis yang merupakan aktivis perjuangan kalangan terdiskriminasi dan pemerhati sosial dengan membantu masyarakat lewat yayasan Wijaya Peduli Bangsa. Ia juga aktif di bidang olahraga dengan menjabat Ketua Harian Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jakarta Timur.

Gagasan-gagasannya terbentuk karena kerja kerasnya untuk mandiri sejak usia 13 tahun hingga sukses seperti sekarang. Bagi Eddy Wijaya, dunia kerja tidak semulus yang dibayangkan, kegagalan dan penolakan menjadi hal biasa. Hal itulah yang membuatnya memegang teguh tagline “Sukses itu hanya masalah waktu”. (ADV)