Pemimpin Chechnya Kadyrov Sebut Anggota Parlemen Rusia Rencanakan Pembunuhan Terhadapnya

JAKARTA - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menuduh anggota parlemen Rusia dari daerah tetangga berusaha memerintahkan pembunuhannya, mengancam mereka dengan "perseteruan berdarah" kecuali mereka membuktikan sebaliknya, kantor berita negara TASS melaporkan.

TASS mengutip komentar berbahasa Chechnya oleh Kadyrov, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam sebuah pertemuan pejabat keamanan Chechnya. Video pertemuan tersebut dipublikasikan di saluran Telegram pribadi Kadyrov pada Hari Rabu.

Kantor berita tersebut menerjemahkan komentar Kadyrov sebagai: "Ada saksi, ada orang-orang yang mereka coba perintahkan, yang mereka tanya berapa banyak yang akan mereka ambil untuk perintah tersebut," seperti melansir Reuters 10 Oktober.

TASS mengutip Kadyrov yang menyebutkan tiga anggota legislatif Rusia, dua dari Dagestan dan satu dari Ingushetia, sebagai pihak yang berada di balik dugaan rencana tersebut.

"Jika mereka tidak membuktikan sebaliknya, saya akan secara resmi menyatakan perseteruan berdarah," katanya seperti dikutip.

Di Chechnya, perseteruan berdarah merupakan tradisi tradisional untuk membalas dendam dengan membunuh musuh atau kerabat laki-lakinya.

Reuters tidak dapat memverifikasi terjemahan pernyataan Kadyrov dari TASS.

Diketahui, Chechnya berbatasan dengan Dagestan dan Ingushetia. Kadyrov sebelumnya mengklaim sebagian wilayah kedua wilayah tersebut.

Seorang mantan pejuang kemerdekaan Chechnya yang melawan pasukan Rusia selama upaya wilayah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam itu untuk memisahkan diri pada tahun 1990-an, Kadyrov akhirnya beralih ke pihak Moskow. Ia menjadi pemimpin Chechnya pada tahun 2007, tiga tahun setelah pembunuhan ayahnya.

Presiden Putin sendiri telah memberikan Kadyrov keleluasaan yang luas untuk menjalankan Chechnya sebagai wilayah kekuasaan pribadinya sebagai imbalan atas upayanya menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

Kadyrov sendiri telah menjadi pemain penting dalam politik dan militer, termasuk dengan menyediakan tentara untuk upaya perang Rusia di Ukraina.