Polisi Identifikasi 10 Pelaku Pembubaran Diskusi di Kemang Jaksel

JAKARTA - Kepolisian telah mengidentifikasi pelaku perusakan yang berbuat onar di sebuah acara diskusi di Hotel Grand Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu, 28 September.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal mengatakan, berdasarkan penyelidikan sementara terdapat 10 orang pelaku yang kini sudah diketahui identitasnya.

"Ada 10 orang. Sudah kita identifikasi dan ketahui nama-nama pelakunya," kata Ade Rahmat, Sabtu, 28 September

Ia memastikan bila pihaknya akan segera menangkap para pelaku perusakan untuk diproses pidana.

"Akan segera kita tangkap dan proses hukum," ujar dia.

Adapun acara diskusi yang digelar Forum Tanah Air ini dibubarkan sekelompok orang. Diskusi itu dihadiri mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan pakar hukum tata negara Refly Harun, eks Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu hingga mantan anggota DPR Marwan Batubara.

Dalam video yang diterima, puluhan orang tak dikenal yang mayoritas menggunakan topi dan masker membubarkan acara diskusi dengan cara berbuat onar.

Mereka mencopot banner acara diskusi secara paksa, mengambil tiang besi dan memukulkannya ke salah satu meja.

"Bubar hey! Bubar, bubar!" teriak orang-orang tak dikenal tersebut.

Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Edy Purwanto menjelaskan, awal mulanya adanya unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang. Aksi itu pun bersamaan dengan acara diskusi di dalam hotel tersebut.

Namun, puluhan orang tak dikenal masuk ke dalam orang hotel melalui pintu belakang dan luput dari pengawasan polisi.

"Di saat kami fokus pengamanan kegiatan unjuk rasa di depan, tiba-tiba kami mendapatkan informasi ada sekelompok orang tak dikenal masuk lewat gerbang pintu belakang," kata Edy kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Sabtu sore.

Edy pun membenarkan massa yang masuk melalui pintu belakang melakukan perusakan. Ia menyebut orang-orang tak dikenal itu berbeda dengan massa yang menggelar unjuk rasa.

"Massa yang melakukan pengerusakan itu masuk. Kami tidak tahu karena memang kegiatan di dalam juga apa kami tak tahu, karena tak ada pemberitahuan ke Polsek atau Polres terkait kegiatan. Jadi orang berbeda dengan kelompok yang melakukan unras," tuturnya