Ayah Remaja Tersangka Penembakan di SMA Georgia Ditangkap Aparat karena Membiarkan Putranya Memiliki Senjata
JAKARTA - Otoritas Negara Bagian Georgia pada Hari Kamis menangkap ayah dari remaja berusia 14 tahun yang diduga terlibat dalam penembakan di sekolah yang menewaskan empat orang dan melukai sembilan orang lainnya sehari sebelumnya, mengatakan sang ayah secara sadar membiarkan putranya memiliki senjata pembunuh.
Colin Gray (54) didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tidak disengaja, dua tuduhan pembunuhan tingkat dua, dan delapan tuduhan kekejaman terhadap anak-anak, kata Biro Investigasi Georgia.
"Dakwaan ini bermula dari Tuan Gray secara sadar membiarkan putranya Colt memiliki senjata," kata Chris Hosey, direktur Biro Investigasi Georgia, dalam konferensi pers, melansir Reuters 6 September.
Sementara sang putra, Colt Gray (14) telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan berat dan akan diadili sebagai orang dewasa, kata pejabat.
Dakwaannya ditetapkan pada Hari Jumat pagi di hadapan hakim Pengadilan Tinggi Georgia di Barrow County melalui kamera video.
Penyidik negara bagian Georgia dan Barrow County mengatakan, Gray menggunakan "senjata platform AR," atau senapan semi otomatis, untuk melakukan serangan yang menewaskan dua guru dan dua siswa berusia 14 tahun.
Masih belum jelas bagaimana tepatnya putranya memiliki senjata tersebut.
Sementara, Colin Gray mengatakan kepada para penyelidik minggu ini, ia telah membeli senjata yang digunakan dalam pembunuhan itu sebagai hadiah liburan untuk putranya pada Desember 2023, menurut dua sumber penegak hukum yang mengetahui secara langsung tentang penyelidikan tersebut, dikutip dari CNN.
Salah satu sumber mengatakan kepada CNN, senapan model AR-15 itu dibeli di toko senjata lokal sebagai hadiah Natal tahun lalu. Garis waktu yang diberikan ayah remaja tersebut kepada pihak berwenang menunjukkan, pembelian senjata itu dilakukan beberapa bulan setelah pihak berwenang pertama kali menghubungi Gray dan keluarganya untuk menyelidiki ancaman penembakan di sekolah yang dilakukan secara online.
Kantor Sheriff Jackson County di Georgia menutup penyelidikan tersebut karena informasi tentang ancaman itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Penyidik belum mengomentari apa yang mungkin memotivasi penembakan di Apalachee High School, Winder, penembakan massal pertama di sekolah Negeri Paman Sam sejak awal tahun ajaran.
Selain korban tewas, sembilan orang terluka akibat penembakan itu. Dua guru dan tujuh siswa terluka dalam serangan itu, beberapa di antaranya telah dipulangkan dari rumah sakit, kata Sheriff Barrow County Jud Smith kepada wartawan.
"Sembilan orang yang terluka, saya sangat senang untuk mengatakan, akan pulih sepenuhnya," kata Smith kepada wartawan.
Dakwaan terhadap ayah tersebut dapat menjadi strategi baru dalam upaya Amerika Serikat untuk menghentikan epidemi penembakan di sekolah.
Baca juga:
- Trump Peringatkan Perguruan Tinggi AS Harus Hentikan Propaganda Antisemit atau Kehilangan Akreditasi Jika Ia Terpilih
- Pavel Durov Bilang Otoritas Prancis Harusnya Mengajukan Keluhan ke Telegram, Bukan Menahannya
- Vaksinasi Polio Berlanjut, Giliran Anak-anak Gaza Selatan Terima Vaksin di Tengah Perang
- Sekjen NATO Stoltenberg Puji Serangan Ukraina ke Wilayah Kursk Rusia
April lalu, ibu dan ayah dari seorang remaja Michigan dijatuhi hukuman antara 10 dan 15 tahun penjara, setelah juri memutuskan mereka bersalah atas pembunuhan setelah putra mereka menembak dan membunuh empat teman sekelasnya.
Diyakini ini adalah pertama kalinya orang tua dianggap bertanggung jawab secara hukum atas tindakan anak-anak mereka dalam penembakan di sekolah.
Terpisah, para ahli dan pendukung keselamatan senjata mengatakan, kasus Michigan merupakan langkah penting dalam meminta pertanggungjawaban orang tua pemilik senjata atas kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh anak-anak mereka.