Soal Xinjiang, Merek Mewah Asal Inggris Burberry Juga Kena Boikot di China

JAKARTA - Kecaman dan boikot dalam negeri China terhadap perusahaan asing yang 'mengomentari' masalah internal China terkait Xinjiang, terus berlangsung, setelah Negeri Tirai Bambu dijatuhi sanksi oleh Eropa dan Amerika Serikat terkait dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang.

Kali ini, giliran merek mewah Burberry yang terancam boikot di China. Merek fesyen mewah yang berbasis di Inggris ini harus kehilangan duta merek di China, hingga desain tartanya dihapus dari video game populer.

Burberry adalah anggota dari Better Cotton Initiative, kelompok yang mempromosikan produksi kapas berkelanjutan. Oktober lalu, Burberry mengumumkan penanggukan persetujuan atas kapas yang bersumber dari Xinjiang. Alasannya, masalah hak asasi manusia. 

Sebulan kemudian, dalam surat yang dikirim ke Parlemen Inggris, Burberry menyatakan tiak memiliki operasi apa pun di Xinjiang, atau bekerja dengan pemasok mana pun yang berbasis di sana. 

Burberry menyebut mereka tidak memaafkan segala bentuk perbudakan modern di antara pemasoknya, termasuk kerja paksa, terikat atau tidak sukarela. 

Burberry China tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters. Kapas Burberry bersumber dari Amerika Serikat, Australia, Turki, India, dan Mesir, menurut situs webnya.

Unjuk rasa mendukung Uighur. (Wikimedia Commons/Claudia Himmelreich)

Terpisah, Dewan Tekstil dan Pakaian Nasional China dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat mendesak merek internasional untuk menghentikan 'perilaku salah', termasuk pengecualian kapas dari Xinjiang dalam rantai pasokan mereka, untuk menghormati konsumen China.

"Aktris China pemenang penghargaan Zhou Dongyu mengakhiri kontraknya dengan Burberry sebagai duta merek, karena Burberry belum secara jelas dan terbuka menyatakan pendiriannya terhadap kapas dari Xinjiang," kata agensinya pada Hari Kamis, melansir Reuters.

Desain kotak-kotak ikonik perusahaan juga dihapus dari pakaian yang dikenakan oleh karakter dalam video game Tencent Holdings Ltd yang sangat populer "Honor of Kings", menurut sebuah unggahan di akun resmi Weibo game. Unggahan yang mendapat pusjian dari warganet China.

Sementara, anggota parlemen Hong Kong Regina Ip mengatakan dia akan berhenti membeli Burberry.

"Burberry adalah salah satu merek favorit saya. Tapi saya akan berhenti membeli produk Burberry. Saya mendukung negara saya dalam memboikot perusahaan yang menyebarkan kebohongan tentang Xinjiang," tulis Ip di akun Twitter-nya.

Ilustrasi foto udara Kota Xinjiang. (Wikimedia Commons/Anagoria)

Diketahui, sejumlah perusahaan di bidang fesyen dan apparel menuai kritik dan serangan di media sosial, hingga ditinggalkan masyarakat China, termasuk para selebritas yang sebelumnya didapuk menjadi duta merek. Setelah menyampaikan pandangan kritis terkait dengan Xinjiang, wilayah penghasil kapas terbesar di China. 

Sebelum Burberry, ada peritel fesyen H&M, Adidas AG dan Nike Inc yang terlebih dahulu menuai reaksi tidak di Tiongkok. Produk-produk mereka juga terancam diboikot. 

Sebelumnya, aktivis dan pakar hak asasi PBB menuduh China menggunakan penahanan massal, penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi terhadap orang Muslim Uighur di Xinjiang. China menyangkal klaim ini dan mengatakan tindakannya di kawasan itu diperlukan untuk melawan ekstremisme.

China pada hari Jumat memberikan sanksi kepada organisasi dan individu di Inggris atas apa yang disebutnya kebohongan dan disinformasi tentang Xinjiang, beberapa hari setelah Inggris menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.