Balas Tuduhan Kebohongan di Xinjiang, China Jatuhkan Sanksi ke Inggris
Ilustrasi foto udara Kota Xinjiang. (Wikimedia Commons/Anagoria)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas China menjatuhkan sanksi terhadap organisasi dan individu di Inggris pada Hari Jumat, sebagai reaksi atas 'kebohongan dan disinformasi' tentang Xinjiang menurut China, beberap hari setelah Inggris menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Xinjiang.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri China menjatuhkan sanksi terhadap empat entitas dan sembilan individu di Inggris, termasuk mantan pemimpin Partai Konservatif Iain Duncan Smith dan Komisi Hak Asasi Manusia Partai Konservatif.

Individu Inggris yang menjadi sasaran dan anggota keluarga dekat mereka dilarang memasuki wilayah China. Selain itu, warga dan institusi China akan dilarang berbisnis dengan mereka, menurut pernyataan itu, melansir Reuters.  

Langkah tersebut merupakan pembalasan atas serangkaian sanksi terkoordinasi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada terhadap Beijing awal pekan ini.

Sebelum terhadap Inggris, China sudah memberikan respon serupa, dengan menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas terkait Uni Eropa, sesaat setelah sanksi untuk mereka diumumkan.

Aktivis dan pakar hak asasi PBB mengatakan, sedikitnya 1 juta Muslim telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang. Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh China menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi. 

China telah berulang kali membantah semua tuduhan pelecehan dan mengatakan kamp-kampnya menawarkan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.

"China dengan tegas bertekad untuk menjaga kedaulatan nasionalnya, kepentingan keamanan dan pembangunannya, dan memperingatkan pihak Inggris untuk tidak melangkah lebih jauh ke jalan yang salah. Jika tidak, China akan dengan tegas membuat reaksi lebih lanjut," tegas Kementerian Luar Negeri China.