8 Jenis Jamu Tradisional Khas Indonesia yang Populer, Sudah Pernah Icip yang Mana?

YOGYAKARTA – Jamu dikenal sebagai racikan khas tradisional Indonesia yang diakui sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh UNESCO. Lewat sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage, dilansir laman Kemelu Indonesia, menetapkan jamu sebagai warisan budaya. Jamu dipercaya sudah ada sejak abad ke-8 yang juga ditemukan di relief Candi Borobudur dan manuskrip kuno lainnya.

Secara terminologis, jamu berasal dari kata djampi yang artinya penyembuhan dengan menggunakan ramuan obat-obatan, doa-doa, dan oesodho berarti kesehatan. Melansir e-journal Avatara, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, Jumat, 16 Agustus, dalam relief Kharmawibhangga di Candi Borobudur berangka tahun 722 Masehi menggambarkan bidang kesehatan. Dalam relief tersebut menceritakan beberapa pertolongan yang dilakukan kepada orang sakit, rasa syukur atas kesembuhan dan kesehatan, serta proses kelahiran.

Berdasarkan arti etimologis, jamu dalam KBBI berarti obat yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya. Jamu merupakan racikan herbal berasal dari Indonesia dan dihidangkan dalam bentuk minuman. Untuk mengenal jenis jamu tradisional serta manfaatnya, cek penjelasan berikut.

1. Kunyit asam

Kunyit asam merupakan jamu berbahan dasar rimpang kunyit dan asam. Kunyit (Curcuma domestica Vahl) ditumbuk atau diparut lalu diambil airnya. Kemudian dicampurkan dengan asam (Tamarindus indica L.) sehingga mendapatkan rasa segar, asam, dan ditambahkan gula arena tau gula merah. Jamu kunyit asam diketahui bermanfaat mencegah sariawan dan biasa diminum untuk pereda nyeri saat datang bulan.

2. Beras kencur

Kencur memiliki rasa yang sedikit pedas dicampur dengan beras tumbuk sehingga menjadi jamu beras kencur. Jamu ini bermanfaat menyegarkan tubuh, mencegah batuk, meningkatkan nafsu makan, serta meningkatkan kualitas suara. Tak sedikit penyanyi di Indonesia yang memanfaatkan kencur sebagai ‘jamu’ untuk mendapatkan kualitas suara terbaik dan menghindari sakit tenggorokan.

3. Cabe puyang

Cabe yang untuk bahan jamu cabe puyang berbeda dengan cabe yang dipakai untuk sambal. Cabe atau populer dikenal dengan cabe Jawa, memiliki nama ilmiah Piper retrofractum Vahl. Ini, memiliki rasa pedas. Sedangkan puyang, dengan nama ilmiah Zingiber zerumbet memiliki rasa pahit. Perpaduan pahit dan pedas jamu puyang ini, bermanfaat memulihkan rasa lelah, meningkatkan nafsu makan, dan mencegah masuk angin.

4. Jamu pahitan

Jenis jamu tradisional selanjutnya, berbahan daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan brotowali (Tinospora crispa), pule (Alstonia scolaris L. R. Br.), widoro laut (Strychnos ligustrina), dan ditambahkan pula adas (Foeniculum vulgare). Campuran bahan tersebut menghasilkan rasa yang pahit. Namun di balik kepahitannya, jamu tradisional ini dipercaya membersihkan darah, menyembuhkan gatal-gatal, dan mencegah alergi. Biasanya, setelah minum jamu pahitan yang pahit dinetralisir dengan minum kunyit asem.

5. Kunci suruh

Jamu ini berbahan dasar temu kunci (boesenbergia pandurate), kunyit, jahe, sirih (Piper betle), kencur (Kaempferia galangal), kapulaga (Amomum compactum), kayu manis, asam jawa, serai, dan jeruk nipis. Campuran tersebut menghasilkan perpaduan rasa yang pahit, asam, dan berempah. Melansir Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, jamu kunci suruh dibuktikan beberapa penelitian sebagai obat anti-kanker.

6. Kudu laos

Mengkudu banyak sekali manfaatnya. Selain dipakai untuk pewarna alami pada kain, juga diracik menjadi jamu tradisional yang disebut kudu laos. Jamu kudu laos, merupakan campuran bahan buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan lengkuas (Alpinia galangal). Hasil campuran tersebut mendapatkan rasa yang unik serta bermanfaat dalam mengelola tekanan darah serta mengurangi kolesterol.

7. Uyup-uyup

Jamu uyu-uyup dikenal juga dengan sebutan gepyokan. Jenis jamu tradisional ini bermanfaat dalam anti-inflamasi, antioksidan, dan membantu produksi ASI pada ibu menyusui. Bahan jamu uyup-uyup, antara lain kencur, jahe, bangle (Zingiber montanum), lengkuas, kunyit, dan temu giring (Curcuma heyneana).

8. Sinom

Sinom adalah sebutan daun asam muda dalam bahasa Jawa. Ini juga merupakan bahan jamu sinom yang ditumbuh dan ditambahkan air asam Jawa. Juga ditambahkan gula aren atau gula merah untuk mendapatkan rasa asam manis yang segar.

Itulah kedelapan jenis jamu tradisional khas Indonesia yang populer. Adakah jamu selain daftar di atas yang populer di tempat tinggal Anda?