JAKARTA - Kekayaan bumi Nusantara tiada dunia. Alam Nusantara mampu menyediakan segala macam kebutuhan kaum bumiputra sejak dulu kala. Perihal obat-obatan, misalnya. Kaum bumiputra jadi tak sepenuhnya bergantung dengan obat-obatan dari barat.
Semuanya karena kehadiran obat tradisional, ramuan jamu. Kala itu jamu mampu berjalan beriringan dengan pengobatan modern hingga Indonesia merdeka. Jamu pun makin kesohor. Alhasil, Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles kepincut dengan ramuan jamu asli Indonesia.
Pengobatan tradisional dengan ramuan jamu pernah jadi primadona. Pembuatan jamu pun bak mahakarya. Sebuah mahakarya yang tak melulu dapat menyembuhkan penyakit, tetapi juga mampu membantu dunia spiritual hingga seksual.
Pengobatan jamu pun tak jadi terpinggirkan sekalipun penjajah Belanda masuk sebagai penguasa Nusantara. Alih-alih Belanda ngotot hanya memperkenalkan pengobatan ala barat belaka, orang Belanda justru banyak kepincut dengan pengobatan tradisional, utamanya ramuan jamu.
Khasiat jamu yang tak kalah dengan obat-obat modern jadi musababnya. Popularitas jamu tak lantas luntur ketika Jepang yang notabene penjajah baru masuk ke Nusantara. Kondisi ekonomi yang morat-marit di era Jepang itulah yang memaksa banyak dokter bumiputra terus mengembangkan ramuan jamu.
Kondisi itu sempat dirasakan oleh R. Soeharto yang merupakan dokter pribadi pejuang kemerdekaan, Soekarno dan Mohammad Hatta. Ia menegaskan jamu mampu menjadi alternatif kala obat-obatan barat mulai menipis. Ajian itu membuatnya menyelamatkan nyawa banyak orang. Artinya, jamu tak pernah lekang oleh waktu.
“Dalam memberikan obat di zaman pendudukan Jepang itu saya sering mempergunakan ramuan jamu berdasarkan resep dari berbagai Kruidenboek, buku rempah obat-obatan, karangan Paesens, Kloppenburg Versteeg dan lain-lain. Untuk menyiapkan ramuannya saya menggunakan tenaga seorang pembuat jamu.”
“Jenis ramuan yang dapat dikeringkan, atau dapat diberikan dalam bentuk bubuk dan pil, serta awet dalam beberapa hari. tenyata di antara ramuan jamu itu banyak yang mengandung daya antipiretik dan analgesik, penurunan panas dan pereda rasa nyeri, dan banyak pula yang dapat mengurangi atau menghentikan diare, mencret, batuk, dan penyakit lain,” terang R. Soeharto dalam buku Saksi Sejarah (1984).
Kepincut Jamu
Gaung penggunaan ramuan jamu untuk pengobatan kemudian kesohor di seantero negeri. Banyak orang Eropa yang pernah menetap di Indonesia kemudian membawa pengaruh besar jamu bagi kesehatan ke negaranya. Utamanya, saat Indonesia merdeka.
Makin hari, makin banyak pula orang yang kepincut. Pangeran Charles dari Inggris, salah satunya. Ia yang melangsungkan kunjungan ke Indonesia tak menyia-nyiakan menggali pengetahuan tentang ramuan jamu orang Indonesia pada 1989.
Agenda Prince of Wales di Indonesia tak melulu diisi oleh acara kenegaraan semata. Satu waktu, Pangeran Charles memilih untuk berjumpa dengan ragam cendekiawan asal Indonesia – dari Umar Kayam hingga Jaya Suprana-- di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 19 November 1989.
Boleh jadi acara itu hanya beragendakan makan siang saja. Nyatanya, agenda makan siang banyak dimanfaatkan Pangeran Charles untuk mengetahui banyak terkait Indonesia. Utamanya, tentang ramuan jamu.
Pangeran Charles banyak bertanya terkait jamu kepada ahli ramuan jamu yang juga petinggi perusahaan Jamu Jago, Jaya Suprana. Rasa penasaran itu beralasan. Sebab, ia sendiri telah akrab dengan obat tradisional sejak dulu dan rutin mengkonsumsinya.
Pangeran Charles sendiri dikenal sebagai patron asosiasi medis Kerajaan Inggris. Ia bahkan dikenal akrab mengkampanyekan penggunaan obat tradisional sebagai pelengkap pengobatan modern.
Pangeran Charles tertarik dengan penjelasan panjang lebar tentang jamu. Pangeran Charles pun akhirnya memiliki ide untuk mengajak Indonesia dan Inggris supaya bekerja sama dalam mengembangkan ramuan-ramuan jamu baru. Untuk berkontribusi lebih di dunia medis dunia, katanya.
“Sebagai patron asosiasi medis Kerajaan Inggris, Pangeran Charles justru merupakan tokoh utama yang mengkampanyekan penggunaan obat-obatan tradisional sebagai pelengkap pengobatan akademis ortodoks. Maka ketika saya memberikan uraian singkat tentang makna, sejarah, falsafah dan potensi jamu, Prince of Wales mendengarkan dengan penuh antusias.”
“Pangeran Charles sambil menghirup teh, lalu membombardir saya dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot, seperti bagaimana dengan pelestarian sumber bahan, bagaimana pengendalian mutu khasiat yang labil dan sulit distandarisasi, bagaimana dengan riset dan pengembangan, bagaimana bila para ahli obat tradisional Inggris dan Indonesia bekerjasama mengembangkan ramuan-ramuan baru dan masih banyak lagi,” terang Jaya Suprana dalam buku Naskah-Naskah Kompas (2009).
Pangeran Charles dinobatkan sebagai Raja Charles III pada Sabtu 6 November 2023. Dia menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth II yang meninggal dunia pada 8 September 2022.