Rudy Alfonso: Kita Harus Belajar Banyak dari Industri Sepak Bola Portugal

JAKARTA - Duta Besar Republik Indonesia untuk Portugal Rudy Alfonso menilai Indonesia harus belajar banyak dari industri sepak bola Portugal. Sebab, mereka mampu memajukan sepak bolanya di kancah internasional dengan menciptakan banyak pemain yang mendunia, padahal jumlah penduduknya cukup minim.

“Bayangkan, penduduk Portugal itu hanya sekitar 10 juta, tapi sepak bolanya bisa ranking 5 dunia. Dan hampir semua klub top di Eropa pasti ada pemain Portugal-nya. Jadi, memang kita harus belajar banyak dari sepak bola di Portugal,” kata Rudy Alfonso kepada host Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 10 Juli 2024.

Salah satu contoh kemajuan industri sepak bola Portugal, kata Rudy, adalah keberadaan Sport Lisboa e Benfica dan Sporting Clube de Portugal. Dua klub tersebut lahir di satu kota yakni Lisbon, ibu kota Portugal, yang hanya dihuni sekitar satu juta penduduk.

Menurut Rudy, penonton kedua klub tersebut selalu memenuhi stadion bila bertanding. Mereka juga mampu mencetak pesepak bola top dunia. Salah satunya Cristiano Ronaldo yang pernah bermain di Sporting pada usia 12 tahun. “Nah, kenapa dengan penduduk kita yang hampir 12 juta dalam satu kota, nggak bisa membuat industri sepak bola sehebat mereka? Padahal animo masyarakat kita untuk sepak bola sama luar biasanya,” kata Rudy yang juga politikus Golkar tersebut.

Sebagai Duta Besar RI untuk Portugal, Rudy mengaku sudah berusaha keras agar mendekatkan sepak bola di Tanah Air dengan sepak bola di Portugal. Bahkan, Rudy telah menemui Fernando Gomes selaku presiden federasi sepakbola Portugal. Kepada Rudy, Gomes siap memfasilitasi pelatih yang hebat untuk klub-klub di Indonesia dengan biaya yang lebih murah.

“Sebagai contoh PSM Makassar itu juara Liga 1 di Indonesia pada tahun lalu (2022/2023) dan pelatihnya adalah Bernardo Tavares dari Portugal. Masih banyak lagi pelatih hebat yang bisa kita kontrak dengan nilai yang lebih rendah dari sana.”

Rudy mengaku sudah menemui PSSI untuk membahas hal ini. Namun Rudy menganggap para pemangku kepentingan sepak bola Tanah Air kurang berminat menjalin kerjasama dengan sepak bola Portugal. “Tampaknya orientasi (pemangku sepak bola) kita belum ke Portugal, tapi lebih ke Jerman dan Italia. Padahal sebenarnya Portugal itu jauh lebih mudah, lebih besar peluangnya, dan orangnya lebih terbuka untuk bekerja sama.”

Peluang Pelaut Indonesia di Portugal

Duta Besar RI untuk Portugal Rudy Alfonso menyatakan jumlah warga negara Indonesia di Portugal lebih dari 900 orang. Sekitar 600 orang di antaranya berprofesi sebagai pelaut atau nelayan yang bekerja di kapal penangkap ikan pengusaha Portugal. “Jadi, setelah pandemi jumlah pelaut Indonesia yang datang ke Portugal terus meningkat. Saat saya datang ke sana pada 2021 saja ada 200 orang Indonesia. Sedangkan sekarang sudah 600 orang, dan bisa saja lebih karena setiap minggu ada pendatang baru,” ujar Rudy.

Menurut Rudy, peluang pelaut Indonesia terbuka lebar karena profesi penangkap ikan tidak diminati warga Portugal. Sehingga banyak kapal yang terpaksa bersandar lama di dermaga karena tidak beroperasi. Di sisi lain, Rudy melanjutkan, konsumsi ikan warga Portugal sangat tinggi sehingga pekerja dari sektor perikanan sangat dibutuhkan.

“Mereka juga senang dengan pelaut Indonesia karena luar biasa keahliannya menangkap ikan. Makanya, bagi warga Indonesia, tidak ada persyaratan bahasa Portugal atau bahasa Inggris untuk bekerja di sana. Datang aja sana kerja,” ujarnya.

Soal keselamatan kerja dan upah, Rudy melanjutkan, pemerintah Portugal dan pengusaha setempat juga sangat peduli. Rudy mengaku sudah bertemu dengan Kementerian Kelautan Portugal untuk membahas soal keselamatan kerja para pelaut Indonesia. “Bagi mereka, keselamatan kerja itu nomor satu,” ucap tokoh asal Mamasa, Sulawesi Barat tersebut.

Saksikan selengkapnya di EdShareOn Eddy Wijaya! (ADV)