Korban Tewas Serangan Israel ke Sekolah PBB Bertambah Jadi 40 Orang, UNRWA Sebut Tampung 6.000 Pengungsi
JAKARTA - Korban tewas serangan Israel ke sekolah PBB bertambah jadi 40 orang, dengan badan pengungsi mengatakan ada ribuan pengungsi di sana saat serangan dilakukan tanpa peringatan.
Sedikitnya 40 orang tewas dalam serangan udara terhadap sekolah UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat) di Nuseirat, kata petugas medis di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.
Angka tersebut turun dari jumlah sebelumnya yang mencapai 45 orang, setelah pihak rumah sakit mengklarifikasi, ada dua insiden di Nuseirat, serangan terhadap sebuah rumah sakit dan satu lagi di sebuah rumah tempat tinggal yang menewaskan lima orang.
Rumah sakit tersebut, rumah sakit utama yang masih beroperasi di daerah tersebut, mengatakan 52 orang yang tewas dalam serangan Israel dibawa ke fasilitasnya pada Hari Kamis, dilansir dari CNN 7 Juni.
Israel telah mengakui melakukan serangan tersebut, mengatakan mereka menargetkan "20 hingga 30 militan Hamas dan Jihad Islam" di lokasi tersebut.
Sementara itu, UNRWA mengatakan, Hari Kamis merupakan "hari yang mengerikan" setelah puluhan orang terbunuh dalam serangan udara Israel terhadap sekolah di Gaza tengah. Itu dikelola oleh UNRWA sebelum ditutup pada awal perang
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, sekolah tersebut menampung 6.000 pengungsi ketika dihantam tanpa ada peringatan sebelumnya kepada UNRWA atau orang-orang yang tinggal di sana.
"Klaim bahwa kelompok bersenjata mungkin berada di dalam tempat penampungan sangat mengejutkan. Namun kami tidak dapat memverifikasi klaim ini," tulisnya di X.
“Menyerang, menargetkan atau menggunakan bangunan PBB untuk tujuan militer adalah pengabaian terang-terangan terhadap hukum Humaniter Internasional," kritik Lazzarini.
"Menargetkan bangunan PBB atau menggunakannya untuk tujuan militer tidak bisa menjadi norma baru," tambahnya.
Adapun Direktur Komunikasi UNRWA mengatakan kepada CNN, pihaknya tidak dapat mengonfirmasi laporan Israel bahwa para pejuang Hamas telah menggunakan sekolah tersebut sebagai markas.
"Kami mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik, sekolah dan tempat PBB lainnya tidak boleh digunakan untuk tujuan militer atau pertempuran," kata Juliette Touma.
Baca juga:
- Komando Utara Militer Israel Siap Hadapi Potensi Perang dengan Hizbullah
- Jelang Puncak Musim Haji, Aspal di Sekitar Masjid Namirah Arafah Dicat untuk Menurunkan Suhu
- Rusia Tidak Peduli Pemenang Pilpres AS, Putin: Kami akan Bekerja Sama dengan Presiden Pilihan Rakyat Amerika
- Menlu Retno: Ada Satu Utang yang Belum Kita Bayar, Kemerdekaan Palestina
"Fasilitas PBB harus dilindungi setiap saat," tegasnya.
Touma menambahkan, lebih dari 170 bangunan UNRWA telah dihantam sejak 7 Oktober dan "mengakibatkan terbunuhnya lebih dari 450 pengungsi di fasilitas-fasilitas tersebut."
Terpisah, otoritas kesehatan di Gaza mengumumkan pada Hari Kamis, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 bertambah menjadi 36.654 orang, di mana sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Sedangkan jumlah korban luka-luka sejauh ini mencapai 83.309 orang, seperti dikutip dari WAFA.