Erick Thohir Jual Saham Inter Milan ke Suning Group dalam Memori Hari Ini, 6 Juni 2016
JAKARTA – Memori hari ini, delapan tahun yang lalu, 6 Juni 2016, pengusaha Indonesia, Erick Thohir menjual 70 persen saham klub sepak bola asal Italia, Inter Milan kepada raksasa pengecer elektronik China, Suning Group. Penjualan itu dianggap opsi yang paling baik bagi perkembangan Inter Milan.
Sebelumnya, investasi Erick di dunia olahraga tak sedikit. Ia tak saja dikenal berinvestasi di dunia olahraga nasional, tapi dunia. Jejak pertamanya adalah mengakuisisi saham dari tim basket NBA, Philadelphia 76ers. Kehebohan pun muncul.
Bisnis olahraga kelas dunia macam basket dan sepak bola kerap menguntungkan. Keuntungan yang didapat tak melulu urusan pendapatan yang bejibun, tapi juga urusan kebanggaan dan prestise. Itulah yang diamani oleh pengusaha Indonesia, Erick Thohir.
Namanya harum kala ia mulai berinvestasi ke klub basket NBA, Philadelphia 76ers pada 2011. Pembelian saham itu nyatanya membuat Erick tak mau berhenti. Ia pun mulai mencari klub lainnya untuk berinvestasi. Kali ini investasi yang dilakukan untuk klub sepak bola, bukan basket.
Ia mulai melirik klub yang berlaga di Major League Soccer (MLS), DC United. Klub yang berkandang di Audi Field, Washington DC dianggap punya potensi bagus. Ia lalu segera berinvestasi di DC United. Investasi itu membuatnya jadi salah satu pemilik klub pada 10 Agustus 2012.
Jejak Erick dalam sepak bola dunia tak saja berhenti. Ia mulai bermimpi untuk mengakuisisi tim sepak bola besar. Ia mulai melirik potensi klub yang menjadi raksasa di Eropa. Paling tidak klub itu memiliki tradisi juara yang bagus.
Erick pun lalu berencana menjadi pemilik dari tim papan atas Seria A, Inter Milan. Erick mengaku kepincut dengan raksasa Italia yang pernah memenangkan Liga Champions sebanyak tiga kali. Langkah Erick pun bak dapat lampu hijau.
Presiden Inter Milan, Massimo Moratti mau menjual sahamnya kepada Erick. Erick lalu resmi menjadi presiden baru Inter Milan dengan kepemilikan saham mayoritas pada Oktober 2013. Erick juga berambisi untuk membeli saham sisanya. Kabar pembelian itu semakin membuat harum nama Erick.
“Setiap presiden meninggalkan jejaknya. Yang penting adalah dia (Erick) selalu menghormati orang lain, di luar pekerjaannya sendiri, dan saya pikir orang-orang ini juga mempunyai pemikiran yang sama. Mereka adalah orang-orang yang bermaksud baik dan juga memiliki karakter yang baik," terang Moratti sebagaimana dikutip laman The Guardian, 15 oktober 2013.
Romantisme Erick dan Inter Milan sempat bertumbuh. Erick terlibat banyak dalam perencanaan masa depan klub. Ia pun sempat melontarkan keinginan membangun stadion baru buat Inter. Sekalipun tak terlaksana.
Namun, Erick mulai berpikir menjual sahamnya di Inter kepada Suning Group. Penjualan itu dilakukan pada 6 Juni 2016. Suning kala itu tercatat sebagai pemilik baru Inter Milan dengan penguasaan saham sebanyak 70 persen.
Baca juga:
- Jokowi - Jusuf Kalla Letakkan Batu Pertama Universitas Islam Internasional Indonesia dalam Memori Hari Ini, 5 Juni 2018
- Hasil Survei SMRC Tegaskan Rakyat Indonesia Setia ke NKRI Bukan Khilafah dalam Memori Hari Ini, 4 Juni 2017
- Dunia Menyambut Album Fenomenal Exodus Karya Bob Marley dalam Sejarah Hari Ini, 3 Juni 1977
- Donald Trump Bawa Amerika Serikat Mundur dari Perjanjian Iklim Paris dalam Memori Hari Ini, 1 Juni 2017
Erick tak lantas pergi dari Inter. Ia tetap menjadi bagian Inter Milan karena kepemilikan saham 30 persen. Artinya, Erick akan terus berjalan bersama dan memajukan Inter Milan.
"Suning Holdings Group akan tetap mendukung strategi bisnis global Erick Thohir dan tim manajemen senior untuk membuat Inter Milian lebih kuat dan lebih kompetitif," seperti tertulis dalam pernyataan Suning yang dikeluarkan saat konferensi pers di kantor pusatnya di Nanjing dikutip laman BBC, 6 Juni 2016.