Bagikan:

JAKARTA - Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 5 Juni 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) melakukan prosesi peletakan batu pertama dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Jokowi berharap pembangunan UIII lancar.

Ia ingin supaya UIII bisa jadi pusat kajian dan penelitian peradaban Islam di dunia. Sebelumnya, keinginan Indonesia menghadirkan kampus untuk mempelajari islam di Indonesia sudah final. UIII pun dibangun untuk mengakomodasi itu.

Banyak negara di dunia mulai memperkenalkan skema beasiswa untuk mahasiswa asing. Negara dengan perekonomian lebih rendah daripada Indonesia pun sudah menerapkannya -- Sudan, Maroko, dan lain sebagainya.

Negara itu mampu menarik simpati mahasiswa Indonesia untuk mendaftar beasiswa. Mereka yang mendaftar beasiswa pun bak diajak mengenali perkembangan peradaban Islam setempat serupa soft power diplomacy.

Pemerintah Indonesia pun kepincut. Empunya kuasa tak mau kalah. Mereka berencana membangun sebuah kampus yang mampu menampung mahasiswa nasional dan internasional yang ingin belajar mengenal Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dengan pengalaman demokrasi gemilang.

Gambaran lingkungan kampus UIII. (Kementerian PUPR)

Kampus itu juga diyakini dapat memberikan stimulus kepada kampus-kampus di Indonesia supaya berpikir secara global. Pemerintah pun menamakan kampus itu sebagai UIII. Keseriusan rencana pembangunan kampus lalu muncul lewat hadirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016.

Status UIII nantinya adalah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Jokowi pun mulai memerintahkan jajaran untuk mencarikan tanah di dekat Jakarta. Tanah yang diharapkan 1.000 hektar. Tujuannya supaya UIII dapat memiliki fasilitas lengkap. Alih-alih hanya gedung belajar, UIII pun akan dilengkapi dengan masjid, apartemen, hingga perumahan dosen.

“UIII didesain dengan memberikan perhatian khusus pada kajian dan pengembangan peradaban Islam Indonesia. Keberadaan UIII sangat strategis, karena sebagai khazanah atau etalase Islam di Indonesia. Melalui UIII, mahasiswa luar negeri diharapkan dapat mengenal dan mempelajari Islam Indonesia yang relevan dan memiliki urgensi tinggi.”

“Sebagai lembaga pendidikan, UIII diharapkan menjadi lembaga yang strategis dalam mengenalkan Islam yang rahmatan lill ‘alamiin. Suatu hal yang selama ini dianggap kurang tersampaikan ke dunia internasional,” tertulis dalam laman Kementerian Agama, 17 Maret 2022.

Rencana pembangunan UII pun dimatangkan. Alhasil, pembangunannya mulai dijalankan. Pembangunan itu ditandai dengan peletakan batu pertama dari UIII di Gedung Pemancar LPP RRI Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, pada 5 Juni 2018.

Peletakan batu pertama itu dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Jokowi-JK. Jokowi pun mengungkap awal rencana pembangunan akan dilakukan di lahan seluas 1.000 hektar. Namun, mencari lahan di dekat Jakarta seluas itu bukan perkara mudah.

Pemerintah hanya mampu mendapat 142 hektar saja. Total dana yang dibutuhkan mencapai Rp3,5 triliun. Pembangunan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Jokowi pun memperkirakan pembangunannya akan selesai kurang lebih dalam empat tahun.  

UIII pun diketahui mulai beroperasi pada 2021. UIII akan menampung ragam mahasiswa dari dalam dan luar negeri ke dalam tujuh fakultas, dari kajian Islam hinga Ekonomi Islam.

“Setelah melihat di lapangan tadi, saya juga kaget, ternyata 142 hektare itu juga sebuah lahan yang sangat luas. Alhamdulillah, saya enggak bayangkan kalau dapat yang 1.000 hektar. Sudah sewajarnya, sudah sepantasnya, sudah sepatutnya Indonesia menjadi rujukan bagi kemajuan peradaban Islam di dunia. Inilah nanti tempatnya,” ujar Presiden Jokowi sebagaimana dikutip laman Sekretariat Kabinet, 5 Juni 2018.