Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, lima tahun silam, 31 Mei 2019, rumah produksi Warner Bros umumkan Robert Pattinson akan memerankan sosok Batman yang baru. Kehadiran Robert diyakini mampu membuat film pahlawan super manusia kelelawar yang berkeliaran di Kota Gotham jadi lebih menarik.

Sebelumnya, Batman adalah film franchise yang ditunggu pengemarnya. Barang siapa yang mendapatkan tongkat estatet memerankan sosok pahlawan dengan topeng hitam akan dibicarakan di mana-mana.

Seisi dunia perlu berterima kasih kepada seniman Bob Kane dan Bill Fingger. Keduanya adalah otak yang memunculkan sosok pahlawan super manusia kelelawar, Batman. mereka menggambarkan identitas asli seorang Batman adalah pria bernama Bruce Wayne.

Nama itu diambil dari dua tokoh sejarah Robert the Bruce (Raja Skotlandia) dan Anthony Wayne (negarawan AS).  Penggambaran sosok Bruce sendiri istimewa. Bruce digambarkan sebagai seorang anak yatim piatu yang mewarisi seluruh kekayaan orang tuanya dan menjadi kaya raya.

Mulanya ia ingin balas dendam ke penjahat karena kematian orang tua. Namun, Bruce keterusan dengan aksi main hakim sendiri membela kebenaran. Bruce lalu menyembunyikan identitasnya lewat sosok manusia kelelawar. Ia pun dibantu asisten setianya, Alfred Pennyworth menjaga keamanan Kota Gotham.

Robert Pattinson kala memerankan sosok Bruce Wayne dalam film The Batman. (Warner Bros)

Setidaknya itulah gambaran yang dihadirkan Bob Kane dan Bill Finger terkait Batman di komik sedari 1939. Popularitas sosok Batman pun menanjak kala manusia kelelawar itu mulai muncul di layar lebar. Penggemarnya pun bejibun.

Mereka selalu menikmati sajian cerita yang dihadirkan Batman. Sekalipun sosok pemeran utamanya berganti-ganti. Batman pernah diperankan oleh Michael Keaton, Val Kilmer, hingga George Clooney. Batman semakin naik daun ketika sutradara kesohor, Christopher Nolan mengambil alih pembuatan film manusia kelelawar.

Nolan mendaulat Christian Bale sebagai sosok Batman. Kerja sama Nolan dan Bale berjalan panjang. Mereka menghasilkan tiga film: Batman Begins (2005), The Dark Knight (2008), The Dark Knight Rises (2012). Ketiganya pun sukses besar dan semakin mempopulerkan karakter manusia kelelawar.

“Batman tak pernah satu. Maka ia tak berhenti. Apa yang disajikan Christopher Nolan sejak Batman Begins (2005) sampai dengan The Dark Knight Rises (2012) berbeda jauh dari asal-muasalnya, tokoh cerita bergambar karya Bob Kane dan Bil Finger dari tahun 1939. Bahkan tiap film dalam trilogi Nolan sebenarnya tak menampilkan sosok yang sama, meskipun Christian Bale memegang peran utama dalam ketiga-tiganya.”

“Tiap kali kita memang bisa mengidentifikasinya dari sebuah topeng kelelawar yang itu-itu juga. Tapi tiap kali ia dilahirkan kembali sebagai sebuah jawaban baru terhadap tantangan baru. Sebab selalu ada hubungan dengan hal-ihwal yang tak berulang, tak terduga-dengan ancaman penjahat besar The Joker atau Bane, dalam krisis Kota Gotham yang berbeda-beda,” ungkap Goenawan Mohamad dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Batman (2012).

Kisah Batman di layar kaca pun sudah lama vakum. Orang-orang sulit membayangkan bagaimana membangun kisah Batman tanpa Nolan. Hal itu dibuktikan dengan hadirnya Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) karya Zack Snyder. Film itu belum dapat melampau karya Nolan.

Sosok Batman yang diperankan oleh Ben Affleck banyak mengundang kritikan. Namun, rumah produksi Warner Bros tak trauma. Mereka tetap ingin menampilkan cerita Batman yang baru di layar kaca. Mereka pun mendaulat Robert Pattinson sebagai Batman yang baru pada 31 Mei 2019.

Robert Pattinson dianggap sosok yang tepat yang bermain dalam film Batman rekaan sutradara, Matt Reeves. Pemilihan itu dilakukan karena peran Robert di film franchise Harry Potter maupun Twilight cukup baik. Pun Robert juga dipilih mareka ia mampu berperan apik di film macam High Life(2018) maupun Lighthouse (2019).  

“ Studio Warner Bros mengkonfirmasi pada hari Jumat bahwa Robert telah mengalahkan nama-nama lain dalam daftar tersebut – termasuk Nicholas Hoult – untuk peran tersebut, menyusul penampilannya di franchise film Harry Potter dan Twilight. Robert menghabiskan beberapa tahun menjauhi film mainstream, dan malah bekerja dengan sutradara seperti David Cronenberg, David Michôd, Safdie bersaudara, dan James Gray.”

“Kolaborasinya baru-baru ini dengan sutradara Prancis Claire Denis, fiksi ilmiah erotis High Life , mendapat banyak pujian. Dia juga membintangi salah satu film dengan ulasan terbaik dari festival Cannes tahun ini: The Lighthouse karya Robert Eggers , sebuah psikodrama intens yang berlatarkan Maine abad ke-19,” ungkap Catherine Shoard dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Robert Pattinson is the New Batman (2019).