Bagikan:

JAKARTA - Keinginan pengusaha Indonesia berinvestasi dalam bisnis olahraga dunia tak dapat dibendung. Erick Thohir, misalnya. Pemilik klub basket nasional, Satria Muda Britama itu langsung mencoba peruntungan dalam investasi di dua cabang olahraga kelas dunia: basket dan sepak bola.

Erick menjelma jadi pemilik klub basket NBA, Philadelphia 76ers. Erick pula jadi pemilik dari klub sepak bola, DC United (Amerika Serikat) dan Inter Milan (Italia). Kehadiran Erick jadi bukti bahwa olahraga dunia bukan monopoli pengusaha barat belaka.

Bisnis olahraga kelas dunia macam sepak bola dan basket kerap menjanjikan keuntungan melimpah. Narasi keuntungan itu menarik segala macam investor untuk menguasai klub basket dan bola dunia. Klub-klub Liga Basket NBA di Amerika Serikat (AS) jadi rebutan.

Kondisi yang sama berlaku pula dengan klub bola dari berbagai liga besar dunia – Liga Italia, Inggris, Spanyol, maupun Jerman. Pengusaha Indonesia tak mau ketinggalan. Satu demi satu pengusaha Indonesia mulai mencoba mencicipi gurihnya jadi pemilik klub olahraga dunia.

Philadelphia 76ers, klub basket NBA yang pernah dimiliki Erick Thohir. (ESPN/Howard Smith/US Presswire)

Erick Thohir jadi yang paling fenomenal. Pengusaha yang notabene eksis dalam dunia basket Indonesia mulai menjejakkan kaki berinvestasi di benua Amerika. Ia tak mau kalah dengan investor barat dengan mulai melirik investasi ke klub basket NBA. Pemilik Mahaka Media lalu menjatuhkan pilihannya kepada tim Philadelphia 76ers pada 2011.

Informasi Erick menjadi salah satu pemilik Philadelphia 76ers menggemparkan dunia basket Asia Tenggara.  Ia resmi bergabung bersama investor lainnya seperti pengusaha Indonesia, Handy Soetedjo dan pasangan selebritas Will Smith-Jada Pinket Smith sebagai pemilik baru.

Prestasi Erick jadi pemilik salah satu tim NBA disambut dengan gegap gempita di Nusantara. Kehadiran Erick dianggap jalan bagi talenta muda Indonesia dapat berlaga di NBA. Erick pun sangat terbuka untuk itu. Ia memiliki keinginan yang sama.

Erick ingin menyaksikan pebasket Indonesia dapat berlaga di NBA. Ia tak mau disebut membual. Presiden Perkumpulan Bola Basket Se-Asia Tenggara itu menunjukkan keseriusannya dengan menantang anak muda jago basket Indonesia menunjukkan bakatnya.

Ia menantang pebasket yang usianya kurang dari 15 tahun dan memiliki tinggi lebih dari 190 sentimeter untuk mendaftar. Erick menyertakan pendaftaran itu bisa dilangsung dilakukan pada emailnya: [email protected].

"Saya tidak bisa tidur selama enam bulan terakhir karena saya terus memikirkan ini dan menanti telepon. Saya cukup gelisah. Saya nyaris menangis ketika akhirnya mendapatkan telepon tersebut dan artinya ini benar-benar akan jadi kenyataan.”

“Ini impian jadi nyata bukan hanya untuk diri saya dan juga Indonesia tetapi juga seluruh kawasan Asia Tenggara. Yang mana saya harapkan bisa bermain di NBA suatu hari nanti," ungkap Erick sebagaimana dikutip laman detik.com, 20 Oktober 2011.

Pemilik DC United dan Inter Milan

Alih-alih fokus berinvestasi di dunia basket saja, Erick justru tertantang untuk berinvestasi di dunia sepak bola.  Erick melirik klub bola yang berlaga di Major League Soccer (MLS), DC United. Klub yang berkandang di Audi Field, Washington DC dianggap punya potensi bagus.

Erick pun tak ingin berlama-lama. Ia langsung berinvestasi di DC United. Erick lalu jadi sebagai salah satu pemilik klub pada 10 Agustus 2012. Keinginannya mengembangkan DC United jadi alasan utamanya. Apalagi, ia menganggap DC United memiliki tradisi dan sejarah besar di AS.

Nyatanya keinginan Erick berinvestasi di dunia olahraga belum cukup. Ia memulai ambisi besarnya yang baru. Kali ini Erick menatap rencana besar untuk jadi pemilik dari tim papan atas Serie A, Inter Milan. Ia kepincut dengan tradisi juara Inter Milan di Italia.

Keinginan Erick membeli Klub yang notabene telah memenangkan Liga Champions sebanyak tiga kali mulai diseriusi. Pucuk dicinta ulam tiba. Presiden Inter Milan, Massimo Moratti memberikan Erick lampu hijau.

Klub Liga Serie A Italia, Inter Milan yang pada 2013 dimiliki Erick Thohir sebagai pemegang saham mayoritas. (Joe Camporeale/USA Today Sports)

Hasilnya gemilang. Kesepakatan antara Erick dan Moratti membeli saham mayoritas Inter Milan akhirnya tercapai pada Oktober 2013. Erick lalu resmi menjadi Presiden baru Inter Milan dengan kepemilikan saham sebanyak 70 persen. Kabarnya pembelian saham itu hampir mencapai 300 juta pound sterling.

Kabar pembelian Inter Milan disambut dengan gegap gempita. Erick Thohir dianggap mampu membawa Indonesia dikenal dunia. Pun Ia digadang-gadang mampu mengembalikan kejayaan Inter Milan di dunia sepak bola. Sebagaimana yang terjadi pada musim 2009-2010.

“Setiap presiden meninggalkan jejaknya. Yang penting adalah dia (Erick) selalu menghormati orang lain, di luar pekerjaannya sendiri, dan saya pikir orang-orang ini juga mempunyai pemikiran yang sama. Mereka adalah orang-orang yang bermaksud baik dan juga memiliki karakter yang baik," terang Moratti sebagaimana dikutip laman The Guardian, 15 oktober 2013.