Menlu Irak Sangkal Badan Intelijen Israel Mossad Beroperasi di Wilayah Kurdistan
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein pada Hari Selasa menyangkal adanya pusat atai fasilitas yang berafiliasi dengan badan intelijen Israel, Mossad, yang beroperasi di Erbil, wilayah Kurdistan Irak.
Bantahan Menlu Hussein datang setelah Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan serangan ke beberapa target di Erbil, menargetkan apa yang mereka katakan markas mata-mata dan kelompok teroris anti-Iran.
IRGC menyerang "daerah sipil" di Erbil, termasuk sebuah rumah dan semua yang tewas dan terluka dalam serangan itu adalah warga Kurdi Irak, katanya kepada CNN seperti dilansir 17 Januari.
Pria yang juga menjabat Wakil Perdana Menteri Irak untuk Hubungan Internasional itu mengutuk serangan tersebut, mengatakan dia menganggapnya sebagai "agresi dan pelanggaran hukum internasional."
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan pihaknya telah mengajukan pengaduan dalam bentuk dua surat yang sama kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal PBB, sehubungan dengan "agresi rudal Iran yang menargetkan Kota Erbil dan menyebabkan korban sipil yang tidak bersalah" dan kerusakan pada properti publik dan pribadi."
"Agresi ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Irak, integritas wilayah, dan keamanan rakyat Irak," bunyi pernyataan tersebut.
Menlu Hussein mengatakan, ketegangan antara Iran dan Israel terdampak ke wilayah Irak.
"Iran tidak mau atau tidak bisa menyerang Israel. Mereka mencari korban di sekitar mereka, lalu menyerang Erbil,” kata Hussein.
Ia menambahkan, rakyat Irak "membayar akibat" atas ketegangan Iran dengan Israel, serta dengan Amerika Serikat.
Sebelumnya, setidaknya empat warga sipil tewas dan enam lainnya terluka akibat serangan IRGC terhadap Erbil pada Hari Senin, kata Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan pada Hari Selasa.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Hari Senin meluncurkan rudal balistik ke tempat yang disebutnya sebagai pangkalan mata-mata badan intelijen Israel Mossad di Irak utara, dan ke "kelompok teror anti-Iran" di Suriah, meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Baca juga:
- Menlu Faisal Sebut Arab Saudi Bisa Akui Israel Jika Status Kenegaraan Palestina Terwujud
- PM Qatar Kritik Serangan AS-Inggris Terhadap Houthi Meningkatkan Risiko Eskalasi dan Perluasan Konflik
- Menlu Yordania Safadi Nilai Israel Hambat Masuknya Bantuan ke Jalur Gaza
- Menhan Israel Gallant Sebut Gaza harus Diperintah oleh Warga Palestina
Pasukan Iran mengatakan serangan rudal tengah malam di Irak menghancurkan "salah satu markas spionase utama" Israel di Erbil, ibu kota wilayah semi-otonom Kurdistan, sebagai tanggapan atas serangan Israel yang menewaskan salah satu komandan senior IRGC.
"Markas besar ini telah menjadi pusat pengembangan operasi spionase dan perencanaan aksi teroris" di wilayah tersebut dan Iran, kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin.
IRGC juga mengatakan pihaknya menyerang beberapa lokasi di Erbil dan mengklaim menargetkan "situs kelompok oposisi Iran."