Bagikan:

JAKARTA - Serangan militer tidak akan menghentikan serangan kelompok Houthi Yaman terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah, namun mengakhiri perang di Gaza lah yang menjadi kunci, kata Perdana Menteri Qatar pada hari Selasa dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos.

Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani menggambarkan situasi regional saat ini sebagai "resep untuk eskalasi di mana-mana", mengatakan Qatar yakin meredakan konflik di Gaza akan menghentikan eskalasi di bidang lain.

"Kita perlu mengatasi masalah utama, yaitu Gaza agar segala sesuatunya bisa diredakan. Jika kita hanya fokus pada gejalanya dan tidak mengatasi masalah sebenarnya, (solusi) hanya bersifat sementara," ujarnya, melansir Reuters 16 Januari.

Diketahui, konflik telah menyebar ke beberapa wilayah Timur Tengah sejak perang antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas dimulai pada 7 Oktober, dengan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran melakukan serangan di Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman.

Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran sejak November telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah, bagian dari rute yang menyumbang sekitar 12 persen lalu lintas pelayaran dunia, dalam apa yang mereka katakan sebagai upaya untuk mendukung warga Palestina dalam perang dengan Israel.

Pasukan AS dan Inggris telah merespons dengan melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap sasaran Houthi di Yaman sejak Jumat pekan lalu.

Sheikh Mohammed mengatakan, serangan AS dan Inggris menciptakan "risiko tinggi eskalasi lebih lanjut dan perluasan lebih lanjut" konflik.

"Kami selalu lebih memilih diplomasi daripada resolusi militer apa pun," ujarnya.

Tanpa solusi dua negara yang berkelanjutan dan berkelanjutan di Israel dan Palestina, komunitas internasional tidak akan mau membiayai rekonstruksi Gaza, kata Sheikh Mohammed.

"Gambaran yang lebih besar tidak dapat diabaikan," tukasnya, sambil mendesak komunitas internasional untuk meminta Israel menyetujui jalur yang terikat waktu dan tidak dapat diubah menuju solusi dua negara.

"Kita tidak bisa membiarkan ini hanya terjadi di tangan Israel," pungkas Sheikh Mohammed.