Iran dan Rusia Kutuk Serangan AS-Inggris Terhadap Houthi Yaman, China Minta Semua Pihak Menahan Diri
Jet tempur Amerika Serikat lepas landas dari kapal induk untuk menyerang kelompok Houthi. (Twitter/@CENTCOM)

Bagikan:

JAKARTA - Iran dan Rusia kompak mengutuk serangan gabungan Amerika Serikat dan Inggris terhadap kedudukan Houthi di Yaman, mengatakan itu hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan, sementara China meminta semua pihak terkait krisis di Laut Merah menahan diri.

Otoritas Iran pada Hari Jumat mengutuk serangan gabungan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi, menyebut serangan militer itu sebagai "pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman" dan "pelanggaran hukum internasional."

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan, "serangan sewenang-wenang tidak akan menghasilkan apa-apa selain memicu ketidakamanan dan ketidakstabilan di kawasan," seperti dilansir dari CNN 12 Januari.

Kanani juga menuduh AS dan Inggris menggunakan serangan tersebut untuk mengalihkan perhatian dari perang Israel melawan Hamas di Gaza, mendesak masyarakat internasional untuk mencegah penyebaran perang dan ketidakstabilan di wilayah tersebut dengan "reaksi dan tindakan yang bertanggung jawab."

Di Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Posisi Washington mengenai Laut Merah di Dewan Keamanan PBB hanyalah dalih untuk meningkatkan eskalasi di wilayah tersebut, menegaskan Rusia mengutuk serangan AS dan Inggris terhadap fasilitas di Yaman.

"Kami prihatin bahwa posisi AS di Dewan Keamanan PBB mengenai Laut Merah hanyalah dalih untuk semakin meningkatkan ketegangan di kawasan. Kami mengutuk keras tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan AS dan sekutunya," kata diplomat tersebut dikutip dari TASS.

Menurut Zakharova, eskalasi militer skala besar di kawasan Laut Merah dapat membalikkan tren positif yang baru-baru ini muncul dalam proses penyelesaian Yaman, serta "memicu destabilisasi situasi di seluruh kawasan Timur Tengah."

"Seperti yang kami peringatkan, untuk membenarkan agresi mereka, Anglo-Saxon mencoba menggunakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2722, yang diadopsi sehari sebelumnya, dengan dalih menjamin keselamatan navigasi di Laut Merah. menggunakan metode yang benar-benar tidak bermoral dan ilegal untuk waktu yang lama," kritik Zakharova.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengutuk keras serangan terhadap Yaman yang dilakukan sekelompok negara tanpa mandat PBB," tegasnya.

Menurut diplomat tersebut, pihak Rusia memiliki keprihatinan yang sama dengan mitra regionalnya, khususnya Arab Saudi, dan menyerukan "intensifikasi upaya internasional untuk mencegah eskalasi situasi lebih lanjut."

"Kami berasumsi petualangan pasukan koalisi ilegal ini merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan global. Berdasarkan pemahaman ini, kami menuntut diadakannya pertemuan Dewan Keamanan PBB yang mendesak, di mana kami akan menyuarakan penilaian prinsip kami terhadap hal ini. tindakan ilegal," tandas Zakharova.

Adapun China menyerukan seluruh pihak untuk menahan diri, menyusul serangan terhadap Yaman, untuk menghindari meningkatnya ketegangan di kawasan.

Dalam jumpa pers reguler, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan Beijing "menyerukan semua pihak terkait untuk tetap tenang dan menahan diri, untuk mencegah konflik meluas."

"Kami bersedia berkomunikasi dengan semua pihak dan meredakan ketegangan, dengan tujuan untuk bersama-sama menjaga keamanan jalur air internasional," tambahnya.

Diketahui, serangan gabungan ini terjadi setelah Dewan Keamanan PBB pada Hari Rabu menyetujui resolusi yang menuntut Houthi menghentikan serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah yang penting secara komersial.

Tiongkok dan Rusia termasuk di antara empat negara yang abstain dalam pemungutan suara tersebut.